Kamis 11 Oct 2018 11:57 WIB

Myanmar Tangkap Tiga Wartawan Pengkritik Aung San Suu Kyi

Tiga wartawan mengkritik manajemen keuangan Pemerintah Myanmar.

Rep: Fira Nursya'bani/ Red: Nur Aini
Aung San Suu Kyi
Foto: EPA/Nicolas Asfouri
Aung San Suu Kyi

REPUBLIKA.CO.ID, YANGON -- Polisi Myanmar menangkap tiga wartawan terkait artikel yang mengkritik manajemen keuangan Pemerintah Myanmar di bawah kepemimpinan Aung San Suu Kyi. Ketiga wartawan itu adalah editor eksekutif Eleven Media, Kyaw Zaw Lin dan Nayi Min, serta kepala wartawan Eleven Media, Phyo Wai Win.

Mereka telah dibawa ke pengadilan Yangon dengan tangan diborgol pada Rabu (10/10) pagi. Pengadilan akan membacakan tuduhan terhadap ketiganya sebelum mereka dibawa ke penjara.

Pengacara para wartawan itu, Kyee Myint, mengatakan kasus ini berkaitan dengan sebuah artikel yang diterbitkan pada Senin (8/10). Artikel itu mengkritik pendanaan di belakang jaringan bus kota, skema yang dijalankan oleh menteri utama Myanmar dan orang kepercayaan Suu Kyi, Phyo Min Thein.

"Mereka bertiga dijebloskan ke penjara Insein pagi ini setelah sebuah kasus didakwakan terhadap mereka di bawah pasal 505 (b)," kata Myint, dikutip Aljazirah.

Ketiganya dapat didenda dan atau dipenjara hingga dua tahun jika pengadilan memutuskan bahwa artikel yang mereka tulis bisa menyebabkan ketakutan publik.

Itu bukan pertama kalinya Eleven Media Group ditargetkan oleh pihak berwenang. Pada November 2016, editor-editor surat kabar itu dipenjara atas sebuah kolom yang menuduh pejabat pemerintah menerima jam tangan senilai 100 ribu dolar AS dari seorang pengusaha yang kemudian memenangkan kontrak pembangunan.

"Penangkapan mereka adalah penghinaan terhadap kebebasan pers dan tanda bahwa pemerintah hampir menjadi rezim otoriter," ujar Ravi R Prasad dari Institut Pers Internasional yang bermarkas di Wina, Australia.

"Seluruh industri media berada di bawah ancaman. Saya bahkan memiliki tas yang dikemas di rumah karena kami tidak dapat memprediksi kapan giliran kami dipenjara, " tambah Hlaing Thit Zin Wai, pendiri Komite Perlindungan untuk Jurnalis Myanmar.

Penangkapan itu terjadi beberapa minggu setelah dua wartawan Reuters diancam hukuman penjara sampai tujuh tahun. Banyak pihak mengatakan persidangan keduanya adalah persidangan palsu, terlebih seorang petugas polisi telah bersaksi bahwa kasus ini hanya rekayasa.

Wa Lone (32 tahun) dan Kyaw Soe Oo (28 tahun) saat ditangkap tengah menyelidiki pembunuhan di luar hukum terhadap orang-orang Rohingya yang diduga dilakukan militer Myanmar tahun lalu. Suu Kyi telah dikritik karena banyak memenjarakan wartawan. PBB mengecam Myanmar karena melancarkan kampanye politik melawan jurnalisme independen.

Dalam sebuah wawancara dengan media Jepang NHK yang diterbitkan pada Selasa (9/10), Suu Kyi mengatakan ada kebebasan pers di Myanmar. Ia menyarankan agar mereka yang mengkritik pemerintahnya dapat mempelajari apa yang dilakukan pers dari hari ke hari di negara tersebut.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement