REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Manajemen Arema FC mengaku sangat keberatan dengan keputusan Komite Disiplin (Komdis) PSSI atas kasus pelanggaran regulasi pada laga Arema FC melawan Persebaya Surabaya, Sabtu (6/10), di Stadion Kanjuruhan Malang. CEO Arema FC Iwan Budianto menilai, secara objektif hukuman ini sangat berat bagi kelangsungan hidup klubnya.
"Tidak hanya bagi klub yang kehilangan dukungan dari Aremania di saat posisi Arema FC di klasemen mengkhawatirkan, klub juga kehilangan pendapatan. Tentu ini akan berpengaruh terhadap operasional kelangsungan hidup kami. Tidak hanya pemain dan ofisial, tapi nasib karyawan juga akan terdampak," kata pria yang biasa disapa IB ini melalui keterangan tertulis yang diterima Republika.co.id, Kamis (11/10).
Selain klub, dampak buruk juga akan berimbas bagi pelaku usaha kecil. Dalam hal ini mereka yang mengais rezeki dengan berdagang saat pertandingan Arema FC. Efek lainnya juga terjadi pada sisi kontribusi penerimaan pajak daerah yang akan ikut terhambat. "Bahkan Arema FC harus menegoisasi ulang kerja sama sponsorship dengan pihak sponsor yang selama ini sudah terjalin," jelas dia.
Meski demikian, IB mengaku akan tetap menghormati keputusan yang telah ditetapkan Komdis PSSI. Hukuman ini diharapkan menjadi momentum perubahan perilaku positif bagi semua pihak. Tidak hanya klub dan panitia pelaksana tapi juga para pendukung Arema FC.
"Jangankan dihukum sampai akhir musim, sejujurnya Arema FC ikhlas jika harus dihukum 10 tahun tanpa penonton dan sanksi lainnya. Asalkan, mampu membawa revolusi perubahan perilaku positif bagi suporter Indonesia. Kami siap menjadi martir perubahan kebaikan dalam sepak bola," ujar IB.
Selain itu, IB juga memohon agar Aremania introspeksi diri dan berubah lebih baik lagi ke depannya. Hal terpenting, ia melanjutkan, tetap menjaga keutuhan dan persatuan antar-Aremania.
Sebelumnya, Komdis PSSI telah bersidang dan mengambil keputusan terkait pelanggaran kode disiplin pada pertandingan Liga 1 antara Arema FC versus Persebaya di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, Sabtu (6/10) lalu. Dari laporan pengawas pertandingan dan tim pemantau PSSI, ditemukan beberapa pelanggaran.
Beberapa pelanggaran yang dimaksud, yakni pengeroyokan yang dilakukan suporter Arema FC terhadap suporter Persebaya dan intimidasi yang dilakukan oleh suporter Arema FC dengan cara mendekati pemain Persebaya. Atas pelanggaran ini, Arema FC diberi sanksi larangan menggelar pertandingan tanpa penonton pada laga kandang maupun pada saat laga tandang sampai akhir musim kompetisi 2018.
Pelanggaran lainnya, yakni penyalaan flare dan pelemparan botol yang dilakukan suporter Arema FC. Atas pelanggaran ini, Arema didenda Rp 100 juta. Selain kepada klub, Komdis PSSI juga menghukum dua suporter Arema FC, Yuli Sumpil dan Fandy, karena memprovokasi penonton lain dengan cara turun ke lapangan. Keduanya dihukum tidak boleh masuk stadion di wilayah Republik Indonesia seumur hidup.