REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Berbagai bencana alam yang terjadi di berbagai wilayah di Indonesia seperti di Lombok, Palu, dan yang terbaru di Situbondo harus menjadi momentum untuk berkontribusi meringankan beban para korban. Dengan bergotong royong meringankan beban para korban bencana, maka masyarakat telah berkontribusi terhadap upaya penanganan pascabencana yang dilakukan pemerintah sehingga dapat lebih efektif.
Deputi Bidang Koordinasi Kebudayaan Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) Nyoman Shuida mengatakan, salah satu dukungan yang dapat diberikan oleh masyarakat adalah dengan tidak menyebarkan berita bohong atau hoaks terkait bencana. Sebab hal itu dapat menghambat penanganan di lokasi terdampak bencana.
“Janganlah memanfaatkan bencana yang terjadi sebagai kesempatan untuk memecah-belah bangsa dengan menyebarkan hoaks karena dampak negatifnya sangat besar dan akan menghambat upaya penanganan di lokasi bencana,” papar Nyoman.
Selain itu, kontribusi masyarakat dapat juga dilakukan dengan ikut serta sebagai relawan untuk membantu upaya penanganan di wilayah bencana. Atau masyarakat juga dapat mengirimkan bantuan ke lokasi bencana melalui lembaga-lembaga resmi.
“Masyarakat dapat menjadi relawan ataupun jika tidak memungkinkan, dapat mengirimkan bantuan ke lokasi bencana. Hal ini sudah cukup membantu upaya penanganan pascabencana yang dilakukan oleh pemerintah,” jelas Nyoman.
Terakhir, Semangat revolusi mental harus terus dipegang teguh oleh seluruh masyarkat Indonesia, baik mereka yang tidak terdampak maupun mereka yang menjadi korban bencana. Masyarakat menurut Nyoman, harus bersama-sama mengimplementasikan Gerakan Indonesia Bersatu.
"Sehingga persatuan dan kesatuan bangsa dapat terus dipelihara dan tidak akan lekang walaupun Indonesia saat ini sedang menghadapi bencana,” ucap Nyoman.