Kamis 11 Oct 2018 21:30 WIB

Jumlah Gay di Sukabumi Diperkirakan Jauh Lebih Banyak

KPA Sukabumi masih melakukan pemetaan.

Rep: Riga Nurul Iman/ Red: Muhammad Hafil
Bendera pelangi simbol kaum LGBT.
Foto: abc news
Bendera pelangi simbol kaum LGBT.

REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI--Keberadaan gay atau lelaki seks lelaki (LSL) di Kota Sukabumi diperkirakan bisa mencapai di atas 4 ribu orang. Hal ini didasarkan data Yayasan Merkurius Foundation (MF) yang bergerak dalam bidang sosial dan salah satunya layanan kepada warga yang berperilaku lesbian, gay, biseksual dan transgender (LGBT).

Sebelumnya berdasarkan data Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kota Sukabumi menyebutkan, hasil pemetaan yang dilakuan pada 2017 lalu menyebutkan jumlah kalangan LSL atau gay di Sukabumi mencapai sebanyak 1.018 orang. Saat ini KPA tengah melakukan pendataan ulang terkait jumlah kalangan gay tersebut.

Baca Juga

 

"Jumlah LGBT cukup banyak tidak hany di Sukabumi melainkan hampir ada di seluruh dunia,’’ terang Ketua Yayasan Merkurius Foundation (MF) Joko Kristianto yang juga seorang psikolog kepada wartawan, Kamis (11/10). Lembaga MF ini terdiri atas psikolog dan mahasiswa psikologi yang memberikan layanan termasuk kepada LGBT di sejumlah wilayah Indonesia.

Menurut Joko, pihaknya berupaya mengubah mereka yang perilakunya dianggap tidak baik untuk diarahkan ke arah lebih baik. Di manan nantinya data LGBT ini akan dilakukan kroscek dengan Dinas Kesehatan (Dinkes), KPA Sukabumi dan instaansi lainnya.

Joko menerangkan, data yang dihimpunnya jauh lebih banyak dibandingkan dengan dinkes mapun KPA. Di mana jumah gay atau LSL bisa mencapai di atas 4 ribu orang. Untuk kalangan lesbian jumlahnya paling sulit dicari karena memang tertutup. Sementara kalangan gay atau LSL bisa terjangkau ketika mengeluh atau mendatangi dokter.

Data jumlah gay sekitar 4 ribu orang itu ungkap Joko berdasarkan data hingga awal Oktober 2018. Mereka berusia mulai dari anak tingkat SMP hingga umur 60 tahun. Namun yang terbanyak pada rentang usia tingkat SMP dan SMA.

Lebih lanjut Joko menuturkkan, data ini berdasarkan dari konsultasi dengan kalangan gay yang terus dikembangkan berdasarkan hubungan selanjutnya. Sehingga akhirnya ditemukan angka di atas 4 ribu orang.

"Ke depan harus didorong apa yang bisa dilakukan untuk menekan laju petumbuhannya,’’ cetus Joko, yang juga Sekretaris Pusat Pelayanan Terpadu Perlindungan Perempuan dan Anak  (P2TP2A) Kota Sukabumi. Hal ini dilakukan sebagai bentuk antisipasi sehingga tidak menjadi masalah sosial selanjutnya. Selain itu harus ada aksi nyata yang dilakukan untuk menangani dan membina ke jalan yang benar.

Ketua KPA Kota Sukabumi Achmad Fahmi pada akhir 2018 pihaknya masih melakukan pemetaan keberadaan kalangan gay atau LSL oleh petugas di lapangan dan hingga kini masih terus berlangsung. Hal ini untuk memastikan data terakhir.

Fahmi menerangkan, KPA melalui kelompok kerja (pokja) pencegahan penularan HIV/AIDS melalui transmisi seksual (PMTS) terus melakukan pemantauan terutama penguatan untuk layanan kesehatannya. Hal ini untuk mendorong komunitas untuk memeriksakan diri secara rutin.

Selain itu kata Fahmi melakukan pengawasan ke hotspot bersama dengan lembaga swadaya masyarakat (LSM) Lembaga Penelitian Sosial dan Agama (LENSA) Sukabumi. Di mana petugas melakukan penjangkauan dan pendampingan serta pencegahan dari penyebaran HIV/AIDS.

Fahmi mengungkapkan, KPA memberikan perhatian khusus terhadap LSL karena banyak yang terkena HIV/AIDS. Pasal dari temuan kasus baru HIV sebanyak 92 kasus di 2018 ini sebanyak 22 orang diantaranya berasal dari LSL.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement