Kamis 11 Oct 2018 21:46 WIB

Indonesia-Singapura Sepakati Kerjasama Swap dan Repo

Kerjasama demi memperkuat pengelolaan likuiditas dan pengembangan pasar keuangan

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Presiden Joko Widodo memimpin pertemuan ASEAN Leaders Gathering yang diikuti para kepala negara/pemerintahan negara-negara ASEAN, sekjen ASEAN, direktur pelaksana IMF, presiden Grup Bank Dunia, sekjen PBB di Hotel Sofitel, Nusa Dua, Bali, Kamis (11/10).
Foto: Antara/ICom/AM IMF-WBG/Afriadi Hikmal
Presiden Joko Widodo memimpin pertemuan ASEAN Leaders Gathering yang diikuti para kepala negara/pemerintahan negara-negara ASEAN, sekjen ASEAN, direktur pelaksana IMF, presiden Grup Bank Dunia, sekjen PBB di Hotel Sofitel, Nusa Dua, Bali, Kamis (11/10).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong sepakat meningkatkan kerjasama kedua negara di bidang ekonomi dalam pertemuan Indonesia-Singapura Leader's Retreat, Kamis (11/10) di Kabupaten Badung, Bali. Salah satu kerjasama yang dilakukan yakni kerjasama swap dan repo antara Bank Indonesia (BI) dengan bank sentral Singapura atau Otoritas Moneter Singapura (Monetary Authority of Singapore/MAS). 

"Saya menyambut baik kerja sama swap dan repo antara Bank Indonesia dengan Monetary Authority of Singapore senilai 10 miliar dolar AS," ucap Jokowi, dikutip dari siaran resmi Istana. 

Kerjasama tersebut dilakukan untuk memperkuat pengelolaan likuiditas dan mendorong pengembangan pasar keuangan guna menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan kedua negara.

"Di tengah ketidakpastian ekonomi global kerja sama ekonomi menjadi fokus perhatian saya dan PM Lee," tambah dia.

Selain itu, kedua negara juga melakukan penandatanganan nota kesepahaman untuk mendorong ekonomi dan keuangan kedua negara. Yakni perjanjian tentang promosi dan perlindungan penanaman modal, program kerjasama dan budaya untuk tahun 2019-2021, dan nota kesepahaman tentang kerjasama teknologi finansial.

"Seperti yang baru saja kita saksikan, 2 dari 3 MoU yang ditandatangani tadi adalah upaya untuk mendorong kerja sama ekonomi dan keuangan," ujarnya. 

Jokowi mengatakan, penandatanganan Perjanjian tentang Promosi dan Perlindungan Penanaman Modal merupakan yang pertama ditandatangani Indonesia sejak revisi perjanjian investasi pada 2014 lalu.

Dengan penandatanganan nota kesepahaman ini, ia berharap dapat meningkatkan kepercayaan investor Singapura untuk terus berinvestasi di Indonesia. "Persetujuan ini juga akan menjadi model dan referensi untuk perjanjian investasi ke depan," kata dia. 

Selain itu, Presiden Jokowi dan PM Lee sepakat untuk terus mendorong kerja sama di bidang pengembangan ekonomi digital. Jokowi pun juga mengapresiasi peluncuran Nongsa Digital Park di Batam awal tahun ini.

"Nongsa Digital Park di Batam yang diluncurkan awal tahun ini terus berkembang dan telah ada 56 perusahaan teknologi dan digital di sana," kata Presiden.

Tak terbatas sampai di situ, kedua pihak juga menindaklanjuti perkembangan Kendal Industrial Park yang telah diresmikan pada 2016. Jokowi berharap agar kerja sama kedua negara yang serupa itu dapat diterapkan di sejumlah kawasan ekonomi khusus lain di Indonesia.

"Saat ini sudah ada 43 investor termasuk dari Singapura. Saya mengharapkan kerja sama serupa dapat dilakukan di kawasan-kawasan ekonomi khusus lainnya di Indonesia," ungkapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement