Jumat 12 Oct 2018 06:00 WIB

Cara Coleman Memahami Islam

Islam Ajarkan Kedamaian dan setiap orang harus bisa merasakan kedamaian dalam Islam.

Mualaf (ilustrasi).
Foto: Onislam.net
Mualaf (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh Ratna Ajeng Tejomukti

Amerika mengatur warganya untuk tidak memamerkan keyakinan. Hal personal itu cukup menjadi konsumsi sendiri, sehingga tak perlu dipamerkan kepada masyarakat sekitar. Aturan seperti itu dijalani Lawrence Coleman yang memeluk Islam sejak kecil.

Seharusnya Coleman tetap menyembunyikan keyakinannya. Dia juga tak perlu menceritakan pengalaman hidupnya berbuat nakal, seperti melanggar aturan agama. Namun lelaki itu baru menyadari bahwa menjadi Muslim memiliki harapan yang indah. Islam mengajarkan banyak kebaikan dan kebenaran.

Menjadi Muslim bukanlah pilihan sendiri. Kedua orang tua mengajaknya untuk mengimani agama yang dibawa oleh Rasulullah. Ibunya berasal dari Tacoma Afrika. Sedangkan ayahnya lahir di Chicago, Amerika.

Pada tahun 1990 mereka sekeluarga pindah ke sebuah daerah pegunungan. Disanalah keluarga Coleman mengenal Islam.Setelah mempelajari dan mendalami Islam, semuanya memutuskan untuk hijrah memeluk Islam.

Saat itu Coleman berusia sekitar sembilan tahun dan sudah sekolah di kelas empat SD. Ketika itu dia merasa kesulitan menjalani kewajiban sebagai Muslim. Bayangkan, dia tinggal di lingkungan yang terbiasa bergaya hidup ala Barat yang terbiasa mengonsumsi makanan tak halal.

Cara berpakaian mereka tak seperti Muslim. Masyarakat setempat terbiasa berkostum yang menonjolkan aurat. Namun, di tengah kehidupan seperti itu, Coleman masih menemukan komunitas kecil yang mencoba mengamalkan Islam.

Mereka berbuasana yang menutup aurat. Kaum pria Muslim di sana memakai kufi (peci).Sedangkan Muslimahnya mengenakan jilbab. Pakaian tersebut mereka kenakan saat bersekolah.

Pakaian seperti itulah yang dikenakan Coleman dan saudara perempuannya. Sayang, Coleman tak lama mengenakan penutup kepala itu. Dia lebih memilih membaur dengan teman-temannya. Selama enam tahun dia menutup identitasnya sebagai Muslim.

Ketika pindah ke sekolah yang lebih tinggi, barulah dia mengenakan kufi lagi.Namun gaya busana seperti itu mengundang perhatian sebagian temannya. Mereka mempertanyakan, pakaian macam apa itu.Coleman dianggap sebagai orang aneh.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement