REPUBLIKA.CO.ID, BALIKPAPAN -- Pertamina Balikpapan pada dua hari ini, Kamis (11/10) dan Jumat (12/10), membagikan paket konversi energi dari bahan bakar minyak (BBM) ke bahan bakar gas (BBG). Paket diberikan kepada 113 nelayan Balikpapan.
"Kami hari ini menyerahkan 42 paket untuk nelayan Kampung Baru, Balikpapan Barat, menyusul Kamis( 11/10) membagikan 71 paket kepada nelayan Sepinggan, Batakan, Manggar, Lamaru, dan Teritip," kata Manajer Humas dan CSR Pertamina Kalimantan, Yudi Nugraha, Jumat.
Paket konversi energi itu terutama berupa mesin 13 PK, dua tabung elpiji kemasan tiga kilogram, converter kit, as panjang, dan baling-baling. Menurut Yudi, paket yang diserahkan ini bagian dari 4.387 paket untuk nelayan di seluruh Kalimantan. Termasuk di dalamnya 1.000 paket untuk nelayan di Kutai Kartanegara, 143 nelayan Samarinda, dan juga 113 untuk nelayan Bontang.
Dengan paket konversi energi ini, nelayan yang semula menggunakan BBM berupa solar sebagai bahan bakar untuk mengoperasikan perahu mereka, beralih memanfaatkan elpiji. "Semoga konversi ini bisa mewujudkan keadilan energi bagi nelayan-nelayan kita,"ujar Yugi.
Untuk keadilan itu juga, pembagian paket konversi hanya untuk nelayan yang kapalnya berukuran bobot mati (Gross Tonage, GT) sama atau kurang dari lima ton atau lima GT.
Di sisi lain, Pertamina akan mengadakan satu agen khusus penyalur elpiji untuk nelayan di setiap daerah yang mendapat paket konversi tersebut. Penggunaan elpiji sebagai bahan bakar penggerak mesin juga lebih bersih dan lebih ramah lingkungan ketimbang penggunaan solar. Elpiji terbakar lebih sempurna dan tidak menghasilkan asap, sehingga lebih membuat awet mesin.
Yudi menambahkan, program pembagian paket konversi energi ini penugasan pemerintah, yaitu Kementerian Energi Sumber Daya Mineral kepada Pertamina. Ini untuk mendukung upaya menyejahterakan nelayan kecil dan keadilan energi bagi masyarakat Indonesia
Sedangkan, nelayan dari Sepinggan, Burhanuddin, mengemukakan, memanfaatkan elpiji justru lebih murah. Kami bisa hemat Rp 50 ribu lebih sekali melaut.
Penghematan itu berupa dengan perhitungan rata-rata sekali melaut pakai solar 20 liter, atau lebih kurang Rp 110 ribu. Bila pakai elpiji tiga kilogram, dua tabung sekali jalan, dengan harga eceran Rp 22 ribu, maka hanya Rp 44 ribu.
"Jadi kami bisa menggunakan uang yang buat BBM jadi tabungan atau buat keperluan lain," Burhanuddin.