REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Pemerintahan Donald Trump berharap pastor Amerika Serikat (AS) Andrew Brunson yang ditahan Turki dapat dibebaskan setelah sidang. Kementerian Luar Negeri AS membantah telah membuat kesepakatan tertentu dengan Pemerintah Turki agar bisa membebaskan Brunson.
Sebelumnya stasiun televisi AS NBC News dan surat kabar The Washington Post melaporkan AS dan Turki sudah mencapai kesepakatan untuk mencabut sejumlah tuduhan yang didakwakan kepada Brunson. Wakil Presiden AS Mike Pence juga telah mengamini pernyataan Kementerian Luar Negeri.
"Kami tetap berharap proses persidangan nanti Turki dapat melihat dengan jelas dan membebaskan laki-laki yang tidak bersalah dan orang yang telah dipenjara beberapa tahun di Turki secara tidak adil," kata Pence, Jumat (12/10).
Pence seorang Kristen taat yang sudah berkerja selama dua tahun terakhir untuk membebaskan Brunson. Pastor tersebut ditangkap dan dipenjara karena diduga terlibat dalam upaya kudeta pada 2016 lalu. Pihak berwenang Turki menganggap Brunson memiliki jaringan ke kelompok oposisi Fetullah Gulen.
Baca juga, AS: Sanksi Turki Dicabut dengan Pembebasan Pastor Brunson.
"Presiden Trump, pemerintahan kami, sudah memberikan pernyataan dengan jelas kami akan terus tegak berdiri sampai pastor Brunson di bebaskan dan kembali ke rumahnya di AS bersama keluarga dan gerejanya," tambah Pence.
Dua pejabat senior Kementerian Luar Negeri AS mengatakan, tidak ada kesepakatan apa pun dengan Turki terkait pembebasan Brunson. Salah satu pejabat itu berharap situasinya dapat mencair.
Empat senator Amerika, termasuk Lindsay Graham dari partai Republik dan Jeanne Shaheen dari Partai Demokrat mengeluarkan pernyataan bersama tentang kasus Brunson ini. Dalam pernyataan tersebut mereka mengatakan pembebasan Brunson akan membantu meningkatkan hubungan kerja sama AS-Turki dalam jangka panjang.
"Amerika Serikat dan Turki adalah alinsi NATO dan memiliki sejumlah perhatian yang sama dalam stabilitas dan keamanan kawasan, ini waktunya kedua negara menutup lembaran yang buruk ini dalam hubungan mereka," kata para senator dalam pernyataan tersebut.
Brunson, seorang pendeta yang berasal dari North Carolina sudah tinggal di Turki selama 20 tahun. Penahanan Brunson, membuat AS menerapkan sanksi ekonomi kepada Turki dengan menaikan tarif impor komoditas baja dan alumunium mereka.
Brunson sudah dipenjara sejak Oktober 2016 lalu dan masuk ke dalam tahanan rumah pada bulan Juli 2018. Dalam persidangannya jaksa akan menghadirkan dua saksi rahasi tapi pengacara Brunson, Cem Halavurt mengatakan kesaksian mereka tidak berhubungan dengan kasus ini.