REPUBLIKA.CO.ID, Generasi yang lahir era 80-90an tengah memasuki usia produktif sekaligus usia yang paling membingungkan sepanjang masa. Perjalanan karier yang masih belum jelas, ditambah pertengkaran dalam hubungan asmara membuat semuanya menjadi runyam.
Tidak sedikit generasi milenial yang akhirnya dilanda stres akibat memikirkan semua beban dalam hidupnya. Masalah yang dihadapi generasi milenial ternyata tidak berhenti sampai di situ saja. Masih banyak permasalahan lain yang akan kembali menghadang di masa depan. Apa saja?
Seperti dikutip dari Cermati.com, berikut ini masalah-masalah yang kerap menghantui generasi milenial.
1. Sulit Menolak Perkataan Orangtua
Meski tak semua, umumnya generasi milenial pasti memiliki cita-cita dan target dalam hidup. Namun sayang, orangtua sering tidak mendukung keinginan kita. Mirisnya lagi, orangtua sengaja menjauhkan kita dari target tersebut dan membuat target sendiri yang menurutnya baik bagi hidup kita di masa mendatang.
Sebagai generasi milenial, kita tidak melulu harus mengikuti perkataan orangtua. Sebaliknya, kita harus mengikuti kata hati sendiri. Bagaimanapun juga, kitalah yang nantinya akan menjalani kehidupan dan tanggungjawab, bukan orangtua kita.
Apabila keinginan orangtua bertolak belakang dengan keinginan kita, katakanlah dengan jujur. Sertai dengan alasan yang pas dan sampaikan apa yang menjadi keinginan kita, selagi itu masih dalam koridor positif. Mudah-mudahan dengan cara ini, orangtua menjadi paham dan membiarkan kita memilih jalan hidup kita sendiri.
2. Sulit Mengambil Keputusan dalam Hidup
Usia yang matang ternyata bukan menjadi jaminan kalau seseorang dapat mengambil keputusan secara cepat. Banyak dari kita yang sering ditimpa rasa bingung saat ingin memutuskan suatu hal, terutama yang berkaitan dengan perjalanan karier.
Misalnya saja saat ingin mengajukan pengunduran diri dari tempat kerja (resign). Padahal sudah jelas kalau karier kita di perusahaan tersebut akan stagnan, walaupun sudah memberikan kontribusi besar bagi perusahaan.
Apapun masalah yang sedang dihadapi saat ini, sebaiknya pikirkan jalan keluar secara matang. Usahakan agar keputusan tersebut membawa perubahan besar bagi hidup kita di masa mendatang, sehingga merasa bahagia dan terhindar dari penyesalan.
3. Masalah Asmara yang Tak Kunjung Usai
Urusan asmara tidak bisa dihilangkan begitu saja dari kehidupan kita. Orang tua yang ingin cepat-cepat menimang cucu sering kali marah-marah karena kurang diperhatikan, menjadi persoalan biasa, terutama saat kita berada di puncak karier.
Masalah asmara sebaiknya tidak perlu diambil pusing karena hal ini dapat menyebabkan produktifitas kerja menurun. Apabila orangtua meminta kita untuk segera menikah, jelaskan kalau kita belum siap untuk berurusan dalam urusan rumah tangga. Begitu juga dengan masalah asmara yang lain.
Intinya, penjelasan yang diberikan sebaiknya harus relevan agar lebih mudah diterima oleh orangtua. Sampaikan semua yang ada di pikiran dengan tutur kata yang baik agar orangtua bisa mengerti.
4. Takut Mencoba Hal-Hal Baru
Meski tidak semua, tapi umumnya generasi milenial enggan mau mencoba hal-hal baru. Kebanyakan dari mereka lebih suka bertahan di zona nyaman karena mereka takut jika harus berhadapan dengan kegagalan. Padahal kegagalan bukan suatu tanda kalau kita akan terus-menerus gagal. Malah sebaliknya, kegagalan adalah awal dari keberhasilan.
Gagal atau tidak, kita tidak akan pernah tahu sebelum kita mencobanya. Jadi jangan pernah takut untuk mencoba. Curahkan seluruh perhatian pada hal-hal baru tersebut. Jangan lupa untuk memanfaatkan setiap peluang yang ada demi mencapai keberhasilan.
5. Sering Membandingkan Diri Sendiri dan Orang Lain
Hidup di tengah-tengah pesatnya perkembangan teknologi membuat kita sering lupa diri. Kita bahkan sering mengukur keberhasilan kita dengan keberhasilan orang lain untuk menentukan siapa yang paling hebat.
Kehebatan seseorang tidak diukur dari berapa banyak harta yang berhasil dikumpulkan, tetapi dari tingkat kebahagiaan yang dirasakan orang tersebut. Banyak orang kaya tetapi tidak bahagia dan sebaliknya, banyak orang yang biasa-biasa saja tetapi sangat bahagia. Setiap orang memiliki takaran sukses masing-masing. Berhentilah membandingkan diri sendiri dengan orang lain agar kita terhindar dari stres.
6. Sulit Mengatur Finansial
Generasi milenial yang baru menduduki usia 20-an biasanya malas jika diajak untuk berdiskusi mengenai finansial. Kebanyakan dari mereka lebih suka menghabiskan masa muda untuk bersenang-senang seperti jalan-jalan, belanja dan lain sebagainya.
Padahal apa yang mereka lakukan sama sekali tidak mendatangkan uang, melainkan menghabiskan uang. Jika diteruskan, hidup generasi milenial akan hancur secara perlahan. Apalagi saat ini di mana finansial menjadi hal yang perlu diperhatikan karena kondisi perekonomian yang tidak pernah stabil.
Sebelum terlambat, belajarlah untuk mengatur finansial sebaik mungkin. Alokasikan 15 persen dari penghasilan untuk ditabung dan 10 persen untuk diinvestasikan. Dengan demikian, kehidupan masa tua kita akan jauh lebih tenang karena kita sudah mempersiapkannya sejak awal.
Mintalah Saran Pada yang Sudah Berpengalaman
Hidup di era modern memang menimbulkan ketakutan sendiri bagi kita. Tetapi, rasa takut tersebut harus segera dilawan agar hidup kita terus bergerak maju. Mintalah saran dari orang yang berpengalaman apabila dibutuhkan. Jauhkan kata gengsi demi hidup yang lebih baik.