Jumat 12 Oct 2018 19:00 WIB

Tujuh Investor Berinvestasi di Danau Toba

Investasi senilai Rp 6,1 triliun itu untuk mengembangkan lahan seluas 77,5 hektare.

Wisatawan berada di kawasan Pantai Bebas Danau Toba, Parapat, Simalungun, Sumatera Utara, Jumat (27/10). Pemerintah
Foto: Antara/Irsan Mulyadi
Wisatawan berada di kawasan Pantai Bebas Danau Toba, Parapat, Simalungun, Sumatera Utara, Jumat (27/10). Pemerintah

REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Badan Pelaksana Otorita Danau Toba(BPODT),  Kementerian Pariwisata dan tujuh investor menandatangani perjanjian kerja sama investasi untuk pengembangan kawasan pariwisata Danau Toba. Komitmen investasi yang disepakati sekitar Rp 6,1 triliun.

Penandatanganan perjanjian investasi dilakukan pada rangkaian kegiatan Pertemuan Tahunan IMF dan Bank Dunia (World Bank) di Forum Pembangunan Berkelanjutan Tri Hita Karana ke-2, Nusa Dua, di Bali. Penandatanganan kerja sama investasi yang dilakukan Direktur Utama BPODT, Arie Prasetyo bersama dengan tujuh investor, disaksikan  Presiden Joko Widodo, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman/Ketua Dewan Pengarah BPODT Luhut Binsar Pandjaitan, dan sejumlah menteri lainnya dan Duta Besar negara sahabat.

"Investasi sekitar 400 juta dolar AS atau Rp 6,1 triliun itu dengan lahan pengembangan seluas 77,5 hektare," ujar Arie Prasetyo pada Jumat (12/10).

Sebagai pengelola kawasan, BPODT memastikan para investor untuk melakukan pengembangan dengan pendekatan eco-tourism.Pendekatan eco-tourism itu mengamanahkan pengembangan pariwisata yang tetap menjaga kelestarian lingkungan, melibatkan pemberdayaan sosial-ekonomi masyarakat di sekitar Danau Toba. Selain itu, juga menjaga kearifan lokal dan tradisi warisan budaya setempat.

Sebelumnya pada Juli 2018, Presiden Joko Widodo telah mencanangkan Danau Toba sebagai salah satu dari empat destinasi pariwisata super prioritas yang menjadi fokus pengembangan dan pembangunan. Pemerintah juga menargetkan Danau Toba sebagai eco-tourism andalan Indonesia sehingga diharapkan kunjungan wisatawan domestik dan manca negara akan terus meningkat.

"BPODT menyambut sangat baik para investor yang berkomitmen tinggi untuk mengembangkan Danau Toba sebagai kawasan eco-tourism," ujar Arie.

Dia menegaskan, kerja sama yang terjalin tidak hanya mengenai solusi investasi saja. Bersama-sama dengan para investor, pihaknya memastikan bahwa proses pengembangan berjalan sesuai dengan pendekatan eco-tourism yang menjaga keharmonisan alam, manusia dan aspek spiritual.

Sejak kerja sama ini ditandatangani, para investor akan mulai melakukan pengembangan dengan membangun fasilitas-fasilitas penunjang pariwisata. Seperti hotel dan resort berstandar internasional, meeting, incentive, convention and exhibition (MICE), agro-forestry, pertanian organik, wisata desa, pendidikan tentang pariwisata dan pemberdayaan sosial-ekonomi yang memungkinkan masyarakat di wilayah pariwisata Danau Toba dan sekitarnya menjadi sejahtera.

Luas area otoritatif BPODT yang memiliki luas lebih kurang 386,5 hektare di Sibisa, Kabupaten Toba Samosir diperuntukkan sebagai pengembangan Eco-Cultural Tourism Development. Untuk mewujudkan Danau Toba sebagai destinasi wisata berkelas dunia, peran sektor swasta dalam pengembangan kawasan ini sangat penting.

Pemerintah telah banyak melakukan terobosan untuk meningkatkan kepariwisataan Indonesia agar dikenal di dunia internasional, termasuk mengupayakan agar Geopark Kaldera Toba mendapat pengakuan sebagai UNESCO Global Geopark. Menteri Pariwisata Arief Yahya sangat mengapresiasi momentum itu. Menurut dia, langkah itu sudah tepat dilaksanakan oleh Badan Otorita yang telah dibentuk tahun 2016.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement