Jumat 12 Oct 2018 19:10 WIB

Mengenal Muslimah Ahli Kesehatan

Dokter Muslimah dulu memiliki kekhasan, yaitu sering menangani persoalan kewanitaan.

Rep: Ratna Ajeng Tedjomukti/ Red: Agung Sasongko
Dokter perempuan di Istana Kesultanan Ottoman.
Foto: Worpress.com
Dokter perempuan di Istana Kesultanan Ottoman.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --  Sepanjang sejarah dan bahkan sejak masa Nabi Muhammad, ada wanita Muslim yang memberikan kontribusi signifikan bagi peningkatan kualitas kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat. Mereka secara aktif berpartisipasi dalam berbagai kegiatan, tak terkecuali kedokteran dan kesehatan.

Muslimah hadir sebagai dokter dan melayani pasien baik laki-laki maupun perempuan di berbagai kondisi. Dokter Muslimah dulu memiliki kekhasan, yaitu sering menangani persoalan kewanitaan.

Persoalan satu ini kerap dianggap tabu oleh dokter laki-laki. Berikut ini adalah beberapa contoh dari beberapa Muslimah yang berkon- tribusi pada bidang kesehatan dan kedokteran.

Rufayda binti Sa'ad

Dia dikenal juga dengan nama Rufayda al- Aslamiyyah. Sejarah mencatatnya sebagai perawat pertama dalam sejarah Islam yang hidup pada masa Nabi Muhammad. Dia merawat masyarakat yang terluka dan sekarat dalam perang bersama Nabi Muhammad, seperti pertempuran Badar pada 13 Maret 624 H.

Rufayda belajar kedokteran dan perawatan dari ayahnya Saad Al Aslamy yang sering menyembuhkan penyakit. Rufayda mengabdikan dirinya untuk merawat orang-orang sakit yang kemudian dikenal sebagai ahli pengobatan.

Syifa binti Abdullah

Dia merupakan wanita yang tercatat dalam sejarah Islam karena sikapnya yang bijak. Muslimah bernama lengkap Syifa binti Abdullah al Qurashiyah al Adawiyah ini pandai membaca buku. Karena, kepandaiannya dia dilibatkan dalam kegiatan administrasi publik dan dunia kedokteran.

Nama aslinya adalah Laila, Syifa adalah kata bahasa Arab yang bermakna penyembuhan karena profesiya sebagai perawat. Dia juga melatih sejumlah Muslimah untuk bisa menjadi perawat.

Nusayba binti Haris al-Ansari

Masyarakat mengenalnya sebagai Umm Atia. Dialah wanita yang merawat korban perang yang penuh luka. Ketika korban datang, Nusayba langsung memberinya air minum untuk menenangkan diri. Pasien juga diberi makan agar lebih bertenaga. Wanita ini juga menjadi rujukan untuk melakukan khitan.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement