Jumat 12 Oct 2018 23:00 WIB

Wapres JK Tutup MTQ Nasional 2018 dengan Pantun

Momentum MTQ diharapkan umat Islam bisa mengamalkan ajaran-ajaran Alquran.

Rep: Muhyiddin/ Red: Andi Nur Aminah
Indonesian former vice president Jusuf Kalla (file photo)
Foto: Antara/Ismar Patrizki
Indonesian former vice president Jusuf Kalla (file photo)

REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Wakil Presiden Republika Indonesia, Jusuf Kalla (JK) resmi menutup kegiatan Musabaqah Tilawatil Qur'an (MTQ) Nasional ke-27 di Astaka Utama Gedung Serbaguna, Jalan Wiliam Iskandar, Medan, Jumat (12/10) malam. Jusuf Kalla menutup kegiatan ini dengan sebuah pantun.

"Saya akan menutup dengan sedikit pantun yang baru saya tulis. 'Bunga mawar harum baunya, tumbuh di taman indah warnanya, membaca Alquran dengan indah dan syahdu, Allah akan memberikan pahala dan menenangkan qalbu'. Dengan ini saya menutup MTQ ke-27," ujar Kalla.

Baca Juga

Setelah menutup dengan pantun, JK bersama Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin dan Gubernur Sumatra Utara Edy Rahmayadi kemudian memukul bedug dan gordang sambilan secara bersama-sama.

Dalam sambutannya, JK mengatakan, dalam agama Islam, membaca Alquran akan mendapatkan pahala. Begitu juga yang mendengarkannya. Namun, kata dia, jika mengamalkan Alquran tentu akan mendapatkan pahala yang yang lebih.

Karena itu, dalam momentum MTQ kali ini, dia berharap umat Islam bisa mengamalkan ajaran-ajaran Alquran. "Memebaca yang indah pahalanya lebih tinggi lagi dan melaksanakannya secara baik tentu itu harapan kita semua," ujarnya.

Di samping itu, menurut dia, ulama, ustaz dan ustazah, serta mubaligh mempunyai andil yang besar untuk menyebarkan suatu kehidupan keagamaan yang harmoni, wasathiyah dan moderat di Indonesia. "Karena kehidupan keagamaan yang wasathiyah yang menengah dan moderat adalah sifat keislaman kita di Indonesia ini. Karena itulah maka makna Alquran bukan hanya dipertandingkan tapi tentu yang sangat penting adalah melaksanakannya dengan baik dalam kehidupan kita semua," kata JK.

Dia menambahkan, melaksanakan ajaran agama dengan baik adalah modal besar kemajuan bangsa ini. Namun, dia mengakui masih banyak masalah yang harus diselesaikan di dalam bangsa ini. "Kita tentu ada masalah-masalah di dalam negara kita. Tapi semua dapat dilaksanakan apabila kita bersatu apalagi kalau dihiasi dengan amal ibadah," jelasnya.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement