REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) menganjurkan kepada masyarakat untuk tidak khawatir berlebihan terhadap gangguan internet global. Anjuran ini disampaikan pascaberita atau isu bahwa dalam satu atau dua hari ke depan internet global akan mengalami gangguan atau crash.
Plt Kepala Biro Humas Kemkominfo Ferdinandus Setu menjelaskan, isu ini muncul bukan tanpa alasan. Pada Kamis (11/10) organisasi nirlaba yang bertugas mengawasi terkait internet, Internet Corporation for Assigned Names and Numbers (ICANN), melakukan pergantian Key Signing Key (KSK) pada root server-nya. Pergantian dilakukan untuk memastikan keamanan, stabilitas dan ketangguhan DNS.
Ferdinandus menjelaskan, yang berpotensi terdampak dari pergantian KSK root server ICANN tersebut adalah buku alamat internet atau Domain Name System (DNS) resolver milik Internet Service Provider (ISP). "Yakni, DNS yang berfungsi mencari alamat IP dari nama domain yang dituju," tuturnya dalam rilis yang diterima Republika.co.id, Jumat (12/10).
Ferdinandus menjelaskan, berdasar pernyataan Ketua Umum PANDI (Pengelola Nama Domain Indonesia) Andi Budimansyah, pergantian root server ICANN ini telah diantisipasi oleh pengelola nama domain di seluruh dunia sejak dua tahun lalu. Artinya, para ISP yang telah menggunakan DNS Resolver terbaru/terkini, tidak akan terdampak oleh pergantian KSK root server ICANN.
Tapi, Kemkominfo tetap mengimbau para ISP Indonesia yang belum menggunakan DNS Resolver terkini/terbaru agar tetap waspada. "Supaya pergantian root server ICANN tidak berpotensi merugikan para pelanggan ISP," ucap Ferdinandus.
Kemkominfo mengimbau ISP atau provider yang menjalankan DNS resolver harus memastikan bahwa keys root di server DNS Resolver update. ISP juga diimbau agar menggunakan versi terbaru dari software DNS-nya untuk menjamin update key-nya berjalan dengan baik.
Sekali lagi, Ferdinandus menegaskan, Kemkominfo mengimbau pengguna internet Indonesia tidak perlu khawatir dan tidak perlu melakukan apa-apa untuk koneksi internetnya. "Jika terjadi anomali harap hubungi ISP/provider yang mengelola DNS resolvernya untuk memastikan DNS resolver-nya berjalan dengan baik," katanya.