Sabtu 13 Oct 2018 06:24 WIB

Wasiat Terakhir Rasulullah SAW dan Tangis Sedih Para Sahabat

Sembari menahan rasa sakit, Rasul naik mimbar dan menyampaikan wasiat.

Raudhah di Masjid Nabawi, Madinah, Arab Saudi.
Foto: Republika/Yogi Ardhi/ca
Raudhah di Masjid Nabawi, Madinah, Arab Saudi.

REPUBLIKA.CO.ID, Rasulullah SAW juga tak luput memberikan pesan-pesan kepada keluarga dan umatnya, pada masa-masa akhir hidupnya. Syekh Muhammad Khalil al-Khathib dalam kitabnya yang berjudul Khuthab ar-Rasul SAW  menukilkan sebuah riwayat dari Ali bin Abi Thalib.

Keponakan sekaligus menantu Rasulullah SAW itu mengisahkan bagaimana suasana masa-masa Rasul berjuang menghadapi sakit dan kegigihannya menyampaikan pesan kepada umat. Kisah tersebut terangkum panjang, namun inilah di antara sebagian penggalan wasiat terakhir Rasulullah.  

Baca Juga

Ali menuturkan, tatkala surah an-Nashr turun, Rasul akhirnya tertimpa sakit. Di tengah sakitnya tersebut, Rasul keluar dan mengumpulkan segenap umat pada suatu Kamis. Meski menahan sakit di kepalanya, Rasul tetap naik ke mimbar. Raut mukanya menguning. Air matanya berlinang. 

Kemudian dia meminta Bilal menyerukan segenap warga berkumpul di tengah Madinah untuk mendengarkan wasiat Rasulullah, sebab ini adalah pesan terakhir. Perintah ini dilaksanakan bilal.

Semua warga tak terkecuali orang dewasa atau anak kecil berkumpul dan membiarkan pintu rumah mereka terbuka begitu saja. Demikian pula dengan pasar yang ditinggal sepi begitu saja.

Bahkan, orang tua yang uzur keluar dari rumah untuk mendengarkan wejangan pamungkas Rasulullah. Masjid pun penuh sesak.”Lapangkan berikan tempat untuk yang lain,” perintah Rasulullah. 

Rasul lantas berdiri dan menangis, kemudian hening. Kemudian memuji Allah dan bersalam kepada para nabi dan atas dirinya, lalu bersabda,”Wahai umat manusia, ketahuilah diriku telah capai dan tibalah saatku meninggalkan dunia. Saya merindukan pertemuan dengan Tuhanku, dan sungguh teramat sedih meninggalkan umatku. Apa yang mereka ucapkan setelah aku (Muhammad) meninggal? Ya Allah ucapkan salam, ucapkan salam wahai manusia. Dengarkan, camkan, dan ingatlah wasiatku. Hendaknya mereka yang datang menyampaikan kepada mereka yang tak hadir, karena ini wasiat terakhirku bagi kalian. Wahai manusia, Allah telah menjelaskan bagi kalian dalam Alquran, apa yang halal dan haram bagi kalian, apa yang boleh dilakukan dan perkara yang mesti ditinggalkan. Halalkanlah apa yang memang halal bagi kalian, dan haramkanlah apa yang memang haram buat kalian. Percayalah kepada ayat-ayat mutsyabih, kerjakankanlah ayat-ayat yang sudah terang benderang dan ambillah I’tibar dari ayat-ayat perumpaan.” Rasul pun mengangkat kepalanya dan berkata,”Ya Allah aku telah sampaikan (wasiatku) maka saksikanlah.” 

Dalam pesan terakhir itu pula, mewanti-wanti nafsu yang jauh dari ridha Allah dan hendaknya tetap berpegang teguh pada jamaah dan istikamah. Sebab yang demikian itu sangat dekat dengan surga dan jauh dari neraka. Rasul juga mengingatkan agar umatnya takut kepada Allah dalam memegang agama dan amanat. Rasul mengingatkan agar tak berbuat sewenang-wenang pada hamba sahaya, berperilaku baik kepada istri, dan keluarga.

Rasul juga menegaskan dalam pesan terakhirnya tersebut, agar umat mematuhi pemimpin dan jangan sampai membangkang, meski pemimpin tersebut seorang hamba sahaya berkulit hitam. “Barang siapa yang mematuhi pemimpin dia telah mematuhiku, dan barang siapa yang membangkang, dia telah bermakasiat kepadaku,” titah Rasul.    

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement