REPUBLIKA.CO.ID, NUSA DUA -- Program dana desa yang disalurkan Pemerintah Republik Indonesia sejak 2015 lalu mendapat perhatian dunia internasional saat Pertemuan Tahunan IMF – World Bank 2018 di Nusa Dua, Bali. Center for Global Development, sebuah lembaga yang bekerja untuk menurunkan tingkat kemiskinan global mengapresiasi program dana desa karena dinilai mampu menciptakan kualitas hidup masyarakat pedesaan yang lebih baik.
"Sustainable Development Goals (SDGs) adalah tujuan pembangunan global yang perlu dicapai mulai dari level individu, komunitas, perdesaan, kota-kota kecil, kota besar hingga negara. Karenanya, beragam program pembangunan yang fokus pada pertumbuhan ekonomi, pendidikan, kesehatan, air bersih, serta infrastruktur dasar menjadi bagian penting untuk memperbaiki kualitas kehidupan masyarakat," tutur Presiden Center for Global Development, Masood Ahmed, di sela sela seminar 'Leveraging Policies for Sustainable Development Goals' pada Pertemuan Tahunan IMF-World Bank di Nusa Dua, Bali, Jumat (12/10).
Masood menambahkan, pengentasan kemiskinan melalui kebijakan dana desa tersebut merupakan bagian penting dalam kontribusi pemerintah Indonesia mewujudkan tujuan pembangunan global dan dunia yang lebih baik. Pembangunan sarana dan prasarana di pedesaan melalui dana desa, lanjutnya, adalah langkah nyata mendukung pengentasan kemiskinan yang menjadi tujuan dari SDGs.
Dalam kurun waktu 2015 hingga 2018, program dana desa telah menunjukkan hasil pembangunan yang signifikan di wilayah pedesaan. Pemanfaatan DD sendiri terbagi atas dua aspek, yakni untuk menunjang aktivitas ekonomi masyarakat dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat desa.
Data mencatat, dalam menunjang aktivitas ekonomi masyarakat, dana desa dalam kurun waktu 2015 hingga 2018 telah menghasilkan di antaranya 158.619 kilometer jalan desa, 1.028.225 meter jembatan desa, 3.026 unit embung desa, 7.421 unit pasar desa, dan 39.565 unit irigasi. Sementara untuk menunjang peningkatan kualitas hidup masyarakat desa, dana desa telah dimanfaatkan di antaranya untuk membangun 942.927 unit air bersih, 178.034 unit MCK, 48.694 unit Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), 8.028 unit Polindes, dan 39.920.120 meter drainase.
Sebelumnya, peraih nobel di bidang ekonomi Joseph Stiglitz juga mengapresiasi model pembangunan wilayah perdesaan di Indonesia dengan dana desa sebagai stimulus pembangunan. Dirinya menilai, masifnya pembangunan di perdesaan adalah wujud dari pola pembangunan yang sangat baik.
"Saya sangat mengapresiasi model pembangunan seperti ini di mana pembangunan di mulai berdasar pada kebutuhan yang berbeda pada setiap daerah dan ini menghasilkan pola pembangunan wilayah yang sangat menabjubkan," kata Stiglitz pada Forum Tri Hita Karana (THK) Sustainable Development dengan tema 'Kesetaraan dan Pertumbuhan Inklusivitas, Keberlanjutan, dan Kepemimpinan', Kamis lalu (11/10).
Pada tahun ini, jumlah dana desa yang disalurkan pemerintah yakni sebesar Rp 60 triliun. Jumlah tersebut disalurkan ke 74.957 desa di seluruh Indonesia. Setiap desa rata-rata mendapatkan Rp 600 juta sampai Rp 800 juta. Jumlah dana desa akan meningkat tahun 2019 mendatang dengan alokasi sebesar Rp 73 triliun.