Sabtu 13 Oct 2018 15:23 WIB

17 Orang Meninggal Akibat Banjir dan Longsor di Sumut

BNPB mengatakan 17 orang meninggal dunia akibat banjir di beberapa daerah di Sumut.

Rep: Mimi Kartika/ Red: Bayu Hermawan
Kepala Pusat data, Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho
Foto: Republika TV/Havid Al Vizki
Kepala Pusat data, Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho melaporkan, 17 orang meninggal dunia akibat banjir bandang dan longsor yang melanda beberapa daerah di Sumatera Utara (Sumut). Ia mengatakan, korban itu ditemukan di Kabupaten Mandailing Natal dan Kota Sibolga.

"11 murid madrasah di Desa Muara Saladi, Kecamatan Ulu Pungkut, Kabupaten Mandailing Natal, Sumatera Utara meninggal dunia tertimpa bangunan yang hancur diterjang banjir bandang pada Jumat (12/10) sore saat jam pelajaran sedang berlangsung, diperkirakan 10 orang hilang," ujar Sutopo dalam keterangan tertulis, Sabtu (13/10).

Selain itu, pada Sabtu (12/10) pagi, ditemukan lagi dua korban meninggal akibat kendaraan masuk sungai dan hanyut. Korban meninggal adalah satu orang anggota polisi dari Polsek setempat dan satu orang pegawai PT Bank Sumut. Dua orang berhasil diselamatkan dari kendaraan yang hanyut. 17 unit rumah roboh, 5 unit rumah hanyut, ratusan rumah terendam banjir dengan ketinggian 1-2 meter di Kecamatan Natal dan Muara Batang Gadis terdampak banjir bandang dan longsor di Mandailing Natal. Serta delapan titik longsor berada di Kecamatan Batang Natal.

Sementara Sutopo mengatakan, empat orang meninggal dunia akibat longsor di beberapa daerah di Kota Sibolga, Sumut pada Kamis (11/10) pukul 16.30 WIB. Kemudian satu orang luka berat dan tiga orang luka ringan. 25 rumah rusak berat, 4 unit rumah rusak sedang, dan sekitar 100 rumah terendam banjir dengan tinggi 60 hingga 80 sentimeter.

"Evakuasi, pencarian dan penyelamatan korban masih dilakukan. Kondisi medan berat karena desa-desa terdampak berada di pegunungan, pinggir hutan dan akses sulit dijangkau karena rusak," kata Sutopo.

Ia juga mengatakan, Bupati Kab Mandailing Natal telah menetapkan status tanggap darurat banjir dan longsor selama 7 hari (12-18 Oktober 2018). BPBD Mandailing Natal, BPBD Provinsi Sumatera Utara, TNI, Polri, SAR Daerah, SKPD, PMI, dan relawan tengah menangani darurat bencana.

Kemudian Sutopo juga melaporkan, banjir dan longsor melanda sembilan kecamatan di Kab Mandailing Natal yaitu Kecamatan Natal, Lingga Bayu, Muara Batang Gadis, Naga Juang, Panyambungan Utara, Bukit Malintang, Ulu Pungkut, Kota Nopan dan Batang Natal pada Jumat (12/10) pagi dan sore.

"Kebutuhan mendesak adalah bahan makanan pokok dan alat berat," tambah Sutopo.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement