Sabtu 13 Oct 2018 19:59 WIB

Mentan Amran dan Dato Ali Apong Sepakati Kerja Sama Pangan

Amran mengundang Dato Ali Apong melihat kemajuan sektor pertanian Indonesia

Red: EH Ismail
Menteri Pertanian Amran Sulaiman sekaligus mewakili Menteri Kelautan dan Perikanan mengikuti rapat kerja dengan Komisi IV DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (12/9).
Foto: ANTARA FOTO
Menteri Pertanian Amran Sulaiman sekaligus mewakili Menteri Kelautan dan Perikanan mengikuti rapat kerja dengan Komisi IV DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (12/9).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --  Menteri Pertanian Amran Sulaiman sangat serius untuk menggerakkan ekspor. Pendekatan sahabat  pun ditempuh Amran agar target dicapai. Seperti yang terjadi dalam  forum pertemuan ke-40 para Menteri Pertanian, Perikanan dan Kehutanan ASEAN (40th AMAF) di Hanoi, Vietnam.

Di sela-sela pertemuan tersebut, Amran melakukan bilateral dengan Menteri Pertanian Brunei Darussalam, Dato Ali Apong. 

“Iya kita dengan Brunei Darussalam ini sebagai keluarga besar. Kita bersahabat, berada satu pulau di Kalimantan. Ikatan persaudaraan lebih penting dan segalanya dibandingkan aspek yang lain,” kata Amran di Hanoi, Kamis (11/10).

Menurut Amran , Indonesia dengan Brunei Darussalam memiliki kedekatan sejarah serta kesamaan kondisi lingkungan dan sumber daya alam, serta agroklimat. “Indonesia-Brunei Darussalam penting menjalin kerjasama di bidang pangan,” ucapnya.

Dalam pertemuan bilateral tersebut,  Dato Ali Apong mengucapkan terima kasih kepada Andi Amran Sulaiman atas dukungannya terhadap upaya pengembangan pertanian padi di Brunei Darussalam. Ia berharap untuk terus ditingkatkan dan dilanjutkan. 

“Kementerian Pertanian Brunei Darussalam  telah bekerjasama dengan salah satu perusahaan swasta penyedia bibit padi varietas unggul “Sembada” asal Indonesia,” kata Dato Ali Apong.

Menurut Dato, berkat dukungan penyediaan bibit padi varietas unggul tersebut, produktivitas padi di Brunei Darussalam meningkat secara signifikan menjadi enam ton perhektar dari sebelumnya hanya dua ton perhektar.  Hal itu sangat berarti dan penting bagi kecukupan pangan Brunei Darussalam. 

“Peningkatan produktivitas menjadi perhatian utama, di saat keterbatasan Brunei Darussalam dalam penyediaan tambahan lahan untuk pangan,” tuturnya.

Amran menyambut baik pernyataan Dati Ali. Menurutnya, hal tersebut menjadi potensi besar bagi kedua negara untuk bersinergi mengembangkan pertanian, khususnya di wilayah perbatasan. Keberhasilan upaya ini tidak hanya akan menjamin kecukupan dan keberlanjutan pasokan pangan bagi masyarakat di kedua Negara, tetapi juga menjamin kecukupan pasokan pangan  bagi masyarakat di wilayah ASEAN serta dunia.

“Kerja sama bidang pertanian di wilayah perbatasan juga dapat diperluas tidak hanya mencakup Indonesia dan Brunei Darussalan, tetapi juga negara-negara lain yang berbatasan di wilayah ASEAN,” ungkap Amran.

Selanjutnya Amran mengatakan peningkatan produktivitas perlu upaya terintegrasi, tidak hanya pemanfaatan varietas unggul, tetapi juga introduksi inovasi dan teknologi pengelolaan air dan sumber hara. Bahkan mekanisasi yang dapat mendorong peningkatan Indeks Pertanaman (IP) pada wilayah-wilayah pertanian suboptimal.

“Dari semula hanya satu kali tanam per tahun menjadi 2 atau bahkan 3 kali tanam per tahun,” terangnya.

Untuk diketahui tuntutan peningkatan produksi dan produktivitas sektor pertanian di Indonesia jauh lebih besar dibandingkan Brunei Darussalam mengingat jumlah penduduk Indonesia yang sangat besar (saat ini mencapai sekitar 260 juta), serta laju pertumbuhannya yang cukup tinggi, mencapai 1,4% atau sekitar tiga juta penduduk per tahun.  Dalam rangka menghadapi tantangan tersebut, Kementerian Pertanian RI telah meluncurkan Program Upaya Khusus (UPSUS) yang mencakup perubahan kebijakan, pembangunan infrastruktur dan industri hilirisasi, pengelolaan rantai pasok, serta pemberdayaan masyarakat petani di perdesaan.

Dalam empat tahun terakhir, program tersebut telah menunjukkan hasil yang menggembirakan, khususnya produksi sejumlah komoditas pertanian strategis yang meningkat secara signifikan sehingga mampu memenuhi kebutuhan konsumsi di dalam negeri dan bahkan melakukan ekspor ke sejumlah Negara.  Pada tiga tahun terakhir, ekspor komoditas pertanian Indonesia meningkat hingga 24%.

Amran  mengundang Dato Ali Apong berkunjung ke Indonesia untuk  melihat secara langsung kemajuan sektor pertanian di Indonesia, serta membahas rencana kerjasama pengembangan sektor pertanian di wilayah perbatasan kedua negara.  Kerja sama membangun sinergi permanen melibatkanb BUMN dan swasta untuk peningkatan produksi dan juga nilai tambah dan kesejahteraan petani di kedua negara, serta Negara-negara lain di kawasan ASEAN, seperti Malaysia dan Filipina. Dato Ali Apong menyambut baik dan akan berkunjung ke Indonesia dalam waktu waktu dekat.

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement