REPUBLIKA.CO.ID, JIMBARAN - -Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso menekankan pentingnya inovasi dalam mendorong penciptaan lapangan pekerjaan. Saat ini perkembangan teknologi di sektor keuangan dikhawatirkan dapat menghilangkan pekerjaan, namun juga bisa menumbuhkan potensi untuk pekerjaan baru.
"Untuk itu kita harus terus berinovasi. Makanya inovasi yang kita lakukan itu bagaimana transisi tidak boleh melarang inovasi," ujar Wimboh dalam acara OJK Internasional Research Seminar Financial Sector Development and The Future of Finance di Jimbaran, Bali, Ahad (14/10).
Inovasi dalam teknologi saat ini telah menciptakan berbagai sektor industri baru, seperti industri teknologi finansial atau fintek yang saat ini telah banyak tersedia di banyak negara dunia, termasuk Indonesia. Munculnya industri baru ini tentunya telah membuka lapangan pekerjaan baru.
Di sisi lain, efisiensi dalam teknologi yang menjadi suatu keuntungan dalam bisnis, justru juga dapat menjadi disruption. Efisiensi juga dapat mengurangi penggunaan Sumber Daya Manusia (SDM). Melihat hal ini, Wimboh menekankan adanya perlindungan bagi kepentingan masyarakat.
"Inilah yang sebenarnya bagaimana teknologi ini maju, orang-orang ini tidak kehilangan pekerjaan. Harus kita kasih pekerjaan baru, kita harus inovatif untuk produk-produk lainnya, sehingga bisa menyerap tenaga kerja," kata Wimboh.
Dalam kesempatan yang sama, Chief Economist eCurrency Bejoy das Gupta menambahkan bahwa teknologi juga memiliki potensi gangguan dalam rantai nilai manufaktur global, serta perlindungan data konsumen.
"Regulator sektor keuangan perlu untuk mencapai keseimbangan yang tepat antara tidak menghambat inovasi dan menjaga terhadap risiko stabilitas," kata Bejoy.
Berbagai langkah kebijakan untuk meningkatkan infrastruktur digital dan akses sangat penting untuk mengembangkan fintek. Namun kebijakan untuk mendorong kompetisi dan pengembangan skil serta jaring pengaman sosial juga menjadi sangat penting.