REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Ranu Belizal Noer. Umurnya baru 8 tahun dan masih duduk di kelas 2 Sekolah Dasar.
Putra pasangan Noer Choliq dan Vina Mardiana, yang tinggal di Dusun Semoyo Berbah Sleman Yogyakarta ini memang berbeda dengan bocah kecil kebanyakan. Jiwa berbagi dan kepeduliannya kepada penderitaan orang lain sangat kuat melekat.
Saat anak seusiaya sibuk bermain, dia malah sibuk berjualan puding untuk didonasikan kepada korban gempa Lombok dan Palu.
Sehabis sekolah, Ranu kecil menjajakan puding di sekitar rumah dan kampungnya. Tanpa malu dan canggung, bahkan dia sangat bersemangat menenteng rantang berjualan puding.
Ranu Belizal Noer berjualan keliling.
Kalau Ahad, ditemani sang ayah dan ibunya, bocah kelahiran 19 Agustus 2010 itu berjualan di Sunmor seputaran kampus UGM. Saat ditanya mengapa mau berjualan, anak yang juga suka menggambar mural itu menjawab “Saya mau membantu orang lain,” katanya kalem.
Noer Choliq, sang ayang mengatakan tak pernah menyuruh Ranu berjualan. Bapak dua putra yang saat ini menjadi pegawai honorer di Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta itu pun bercerita.
Ide awal jualan puding untuk donasi berasal dari istrinya, Vina yang sehari-hari sebagai ibu rumah tangga dan merasa terpanggil untuk berbuat sesuatu untuk membantu para korban gempa di Lombok. Pilihan untuk jualan puding juga bukan karena dia pandai memasak.
“Saya belajar masak puding pun dari Youtube,” kenang wanita asal Pekalongan itu.
Gayung pun bersambut, keinginan untuk jualan puding disampaikan kepada Noer Choliq, suaminya. Sarjana Geografi UGM, yang juga beberapa kali menjadi relawan bencana itu menyambut gembira ide sang istri. Tak disangka, si kecil Ranu juga semangat untuk membantu berjualan.
“Nanti aku bantu jualan bu,” kata Vina menirukan perkataan Ranu.
Saat itulah mereka menargetkan 1.000 puding untuk donasi Lombok. Meski sempat tak yakin, seiring dengan berjalannya waktu, 1000 cup puding akhirnya tercapai juga.
Hasil penjualan 1000 puding saat ini telah didonasikan untuk korban gempa lombok melalui LAZ Al Azhar. Menurut Suryamin, koordinator Tim Formula LAZ Al Azhar dan donasi yang diberikan keluarga Ranu sudah dibelikan water toren.
“Kami sangat berterimakasih dan terharu atas donasi dari Ranu, ini contoh yang baik bagi anak-anak lain di Indonesia untuk senantiasa peduli dengan penderitaan sesama,” kata dia.