Ahad 14 Oct 2018 17:58 WIB

Warga Antusias Saksikan Puncak Sedekah Bumi di Desa Cibuntu

Tradisi budaya lokal ini diharapkan terus lestari

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Hazliansyah
Kirab sedekah bumi mewarnai rangkaian HUT Kabupaten Indramayu ke-491 tahun, Kamis (4/10). Kirab diikuti oleh 31 kecamatan di Kabupaten Indramayu.
Foto: Republika/Lilis Sri Handayani
Kirab sedekah bumi mewarnai rangkaian HUT Kabupaten Indramayu ke-491 tahun, Kamis (4/10). Kirab diikuti oleh 31 kecamatan di Kabupaten Indramayu.

REPUBLIKA.CO.ID, KUNINGAN -- Ribuan warga antusias menyaksikan puncak upacara Sedekah Bumi, di Bumi Perkemahan Desa Cibuntu, Kecamatan Pasawahan, Kabupaten Kuningan, Sabtu (13/10). Acara yang berlangsung selama tiga hari, 11-13 Oktober 2018 itu dimaksudkan sebagai wujud syukur kepada Allah SWT atas hasil panen yang melimpah.

Kepala Desa Cibuntu, Awam, menjelaskan, upacara Sedekah Bumi digelar setiap tahun. Diharapkan, tradisi budaya lokal itu tetap lestari sehingga generasi muda bisa mengetahui tradisi budaya leluhur tersebut.

"Setiap tahun kami bersama masyarakat menggelar acara ini. Selain wujud syukur kepada Allah SWT, acara ini juga sekaligus upaya pelestarian nilai-nilai tradisi budaya lokal," kata Awam.

Sementara itu, Bupati Kuningan, Acep Purnama, yang hadir dalam acara itu mengungkapkan, Desa Cibuntu yang terletak di lereng Gunung Ciremai, merupakan desa yang unik. Desa itu sudah lama dikenal sebagai desa wisata yang memiliki situs-situs yang konon merupakan tempat-tempat napak tilas para wali ketika akan menuju Gunung Ciremai.

Selain itu, di Desa Cibuntu juga pernah ditemukan benda-benda purbakala. Diantaranya berupa alat-alat yang terbuat dari batu dan giok. Desa tersebut juga memiliki potensi wisata berupa Curug Gonseng, Situs Bujal Dayeuh, kampung kambing dan mata air Cikahuripan.

(baca juga: Hujan Mulai Turun, Pengungsi Palu Butuh Alas Tidur)

Dalam berbagai kesempatan, masyarakat Desa Cibuntu juga kerap menampilkan atraksi seni tradisional untuk menyambut rombongan para tamu yang berkunjung. Seperti misalnya seni angklung, tayuban, dan seni lainnya yang biasanya dimainkan oleh anak-anak Desa Cibuntu.

"Saya berharap masyarakat Desa Cibuntu terus melakukan pembenahan untuk menata dan memaksimalkan semua potensi wisata yang ada sehingga semakin dikenal masyarakat luas," tandas Acep.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement