Senin 15 Oct 2018 08:56 WIB

Lima Produk Unggulan Indonesia Siap Dipasarkan Lewat Alibaba

Lima produk unggulan Indonesia akan dijual ke pasar Cina

Rep: Adinda Pryanka/ Red: Nidia Zuraya
Alibaba Grup (ilustrasi)
Foto: REUTERS
Alibaba Grup (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto menjelaskan, Indonesia akan berupaya meningkatan nilai ekspor produk manufaktur ke pasar Cina secara langsung. Sasaran ini akan dicapai melalui keikutsertaan pada 11.11 Global Shopping Festival, yakni ajang pesta diskon besar-besaran di Cina yang diselenggarakan setiap 11 November dan sebelumnya dikenal sebagai Singles' Day (Hari Jomblo).

Airlangga menyebutkan, ada lima produk unggulan Indonesia yang akan diikutkan dalam penjualan daring di platform e-dagang milik Alibaba Group. Selain memiliki kualitas bagus, produk-produk tersebut dinilai diminati banyak oleh konsumen Negeri Tirai Bambu. "Lima produk itu yaitu kopi, crackers, kerupuk udang, mi instan, dan sarang burung wallet," ujarnya dalam rilis yang diterima Republika, Ahad (14/10).

Baca Juga

Pemilihan lima produk tersebut bukan tanpa sebab. Menurut Airlangga, seluruh produk terpilih memiliki ketersediaan dalam jumlah yang besar dan siap untuk rilis di China. Selain itu, delivery dan logistiknya sudah siap. Jumlah pesanan kelima produk itu tidak akan dibataskan atau bersifat unlimited order.

Airlangga menambahkan, ajang 11.11 menjadi momen penting dan kesempatan baik bagi Indonesia untuk menunjukkan daya saing produk indutri manufaktur nasional yang telah mampu kompetitif di kancah global. Partisipasi ini dinilai pula mampu memperluas pasar ekspor produk nasional.

Rencana ekspor manufaktur ke Cina telah disampaikan pemerintah Indonesia ke CEO Alibaba Group, Jack Ma. Airlangga menjelaksan, Ma melihat lima produk kita tersebut yang siap. "Alibaba akan mempromosikan produk ini sejak awal bulan November, termasuk nanti ada pidato atau presentasi dari Presiden Jokowi terkait produk tersebut," ucanya.

Seteleh double eleventh, Indonesia akan dapat special pavilion di Cina yang akan dibuat untuk lebih dari lima produk. Semua transaksi dilakukan secara online, tetapi barang dikirim secara offline. Pemerintah akan melibatkan Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia dalam kerja sama ini. 

Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara menuturkan, Indonesia harus memanfaatkan kemitraan ini. Sebab, retailing online di China diperkirakan akan tumbuh dari 17 persen pada 2017 menjadi 25 persen pada 2020. Alibaba mendominasi lingkup e-commerce di China dan di banyak bagian Asia yang menyumbang 1/10 dari total penjualan ritel China. "Hampir sebagian besar penduduknya kerap melakukan belanja online," ucapnya.

Rudiantara menambahkan, peluang e-commerce kini terus membesar. Di negara berkembang, e-commerce telah tumbuh secara eksponensial dan pada tingkat tertentu akan segera melampaui negara-negara maju pada tahun 2018. Sekitar 50 persen dari populasi di pasar negara berkembang akan berbelanja online pada 2018, yang tidak jauh dari penetrasi rata-rata 63 persen di negara-negara maju.

Meski demikian, Rudiantara mengakui ada beberapa tantangan bagi UMKM Indonesia. Salah satunya, kemampuan untuk menyediakan barang dalam jumlah yang banyak untuk kebutuhan e-commerce. "Biasanya volume belanjanya jutaan. Tinggal apakah UMKM kita siap atau tidak," ujarnya.

Selain itu, tantangan lain adalah infrastruktur logistik dan mekanisme pembayaran. Tapi, Rudiantara optimistis semua dapat diatasi dengan Peta Jalan e-commerce yang sudah mengidentifikasi tujuh isu permasalahan. Semuanya akan diselesaikan oleh pemerintah dan pemangku kepentingan.

Solusi itu semakin dipercepat dengan prioritas pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Jusuf Kalla yang serius untuk membangun konektivitas antarwilayah guna menyiapkan infrastruktur logistik. Jalan tol darat, tol laut dan pelabuhan hingga tol udara akan menghubungkan semua pulau di Indonesia.

"Termasuk tol informasi yang menghubungkan seluruh Indonesia dengan jaringan internet. Dan akhir 2018, tidak satupun daerah di Indonesia yang tidak terhubung dengan jaringan backbone internet cepat Palapa Ring," kata Rudiantara.

Gelaran 11.11 menjadi salah satu perhelatan belanja paling dinanti di Negeri Tirai Bambu dengan lebih dari 10 juta unit produk yang ditawarkan. Pada tahun 2017, Alibaba menembus rekor penjualan pada Hari Jomblo itu dengan meraup transaksi fantastis, yaitu sebesar 25 miliar dolar AS atau lebih dari Rp 300 triliun dalam tempo 24 jam saja.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement