REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyatakan keinginannya untuk meningkatkan hubungan diplomatik dengan Indonesia, dalam sebuah konferensi internasional di Yerusalam, Ahad (14/10).
"Indonesia adalah sangat-sangat penting untuk kami. Negara yang sangat penting," ujarnya dalam konferensi internasional wartawan Kristen, seperti yang dikutip dari The Times of Israel.
"Penduduk Indonesia lebih dari 200 juta orang. Ada Muslim. Ada puluhan juta warga Kristen. Kita ingin melihat mereka ke sini. Kita ingin memiliki hubungan luar biasa dengan mereka."
PM Netanyahu juga mengatakan jika ia ingin melihat lebih banyak warga Indonesia di Israel.
Menurut Faisal Assegaf, pengamat Timur Tengah, sekaligus jurnalis dan pendiri situs albalad.co, pernyataan PM Netanyahu adalah sebuah pengakuan bagi Indonesia.
"Pertama, Indonesia memang penting bagi Israel, sebagai negara Muslim terbesar dan moderat, dibanding negara-negara Arab. Israel juga melihat peranan Indonesia yang cukup aktif dalam forum-forum pembebasan Palestina," katanya.
Menurut Faisal, pengakuan dari Israel itu sebaiknya dijadikan momentum bagi Indonesia untuk menjadi mediator untuk konflik Palestina dan Israel.
"Tidak harus membuka hubungan diplomatik karena bertentangan dengan Pembukaan UUD 1945," ujarnya.
"Tapi setidaknya mau berbicara dengan Israel kalau perlu menjadi tuan rumah untuk perundingan antara Palestina dan Israel," kata Faisal kepada Erwin Renaldi dari ABC di Melbourne.
ABC Indonesia telah mencoba menghubungi Kementerian Luar Negeri untuk memberikan komentar soal pernyataan PM Netanhayu.
Selama ini Indonesia baru memiliki hubungan dagang, ekonomi, dan parwisata dengan Israel. Pada Juni 2018, Israel telah mencabut larangan visa turis Indonesia ke Israel. Keputusan tersebut juga telah disambut baik oleh asosiasi pariwisata Israel. Selain Indonesia, Malaysia, Iran, dan Arab Saudi juga tidak memiliki hubungan diplomatik dengan Israel.
Bantuan Israel untuk korban Gempa Palu
Awal Oktober lalu Wakil Menteri Diplomasi Israel Dr Michael Oren mengatakan negaranya telah mengirimkan bantuan bagi korban gempa di Sulawesi. Dr Michael mengatakan bantuan kesehatan dan penyelamatan telah dikirim ke Indonesia, "Negara Muslim terbesar di dunia yang tidak memiliki hubungan diplomatik dengan kita".
Tetapi media setempat melaporkan Kementerian Luar Negeri Israel tak memberikan konfirmasi, bahkan menolak komentar soal pemberian bantuan ke Indonesia. Situs albalad.co melaporkan relawan dari lembaga kemanusiaan asal Israel ditolak masuk ke Palu dengan alasan "tidak ada visa bagi warga negara Israel karena tidak ada hubungan diplomatik".