Selasa 16 Oct 2018 07:20 WIB

Australia Pertimbangkan Akui Yerusalem Ibukota Israel

Status Yerusalem adalah salah satu hambatan tersulit dalam kesepakatan damai

Rep: Marniati/ Red: Nidia Zuraya
Suasana kota yerusalem
Foto: Al Jazeera.com
Suasana kota yerusalem

REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Perdana Menteri Australia Scott Morrison mengatakan Australia akan mempertimbangkan untuk mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel. Australia juga akan memindahkan kedutaannya dari Tel Aviv ke Yerusalem.

Status Yerusalem adalah salah satu hambatan tersulit dalam kesepakatan damai antara Israel dan Palestina. Israel menganggap semua kota, termasuk sektor timur yang diambil alih setelah perang Timur Tengah 1967, sebagai ibukotanya.

Desember lalu, Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengakui Yerusalem sebagai ibukota Israel. Kebijakan ini membuat marah orang-orang Palestina, dunia Arab dan sekutu Barat.

Saat itu, Australia tegas untuk tidak mengikuti langkah Trump. Namun dalam perkembangan terbaru, Morrison mengaku mulai  terbuka tentang Yerusalem. Tetapi Australia tidak akan mengubah kebijakannya untuk mendukung negara Palestina.

"Sifat ortodoks yang mendorong perdebatan ini yang mengatakan isu-isu seperti mempertimbangkan masalah ibukota adalah tabu. Saya pikir kita harus menantang itu. Inti dari solusi dua-negara adalah dua negara yang diakui hidup berdampingan," kata Morrison.

Morrison mengaku mulai  terbuka terhadap saran dari Dave Sharma, mantan duta besar Australia untuk Israel, bahwa Australia mendukung Yerusalem Barat sebagai ibukota Israel dan Timur Yerusalem sebagai milik Palestina.

"Tidak ada keputusan yang diambil terkait dengan pengakuan ibukota atau pemindahan kedutaan. Tetapi pada saat yang sama, apa yang kami lakukan adalah terbuka terhadap saran itu," tambahnya.

Kedutaan Besar AS menjadi satu-satunya kedutaan asing di Yerusalem pada  Mei. Lalu, Guatemala dan Paraguay mengikuti langkah Washington dengan ikut memindahkan kedutaan mereka. Namun Paraguay kembali memindahkan kedutaannya  ke Tel Aviv bulan lalu. Sebagai tanggapan, Israel menutup kedutaannya di Asuncion.

Palestina, dengan dukungan internasional yang luas, ingin Yerusalem Timur sebagai ibu kota negara masa depan. Perundingan damai antara kedua negara gagal pada  2014.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu terus berusaha untuk membujuk negara-negara lain agar memindahkan kedutaan mereka ke Yerusalem.

Sharma,  duta besar Australia untuk Israel antara 2013 dan 2017, pada  Sabtu menyalonkan diri sebagai  kandidat untuk Partai Liberal dalam pemilihan sela  di Sydney.

Morrison juga mengatakan Australia akan meninjau dukungannya untuk kesepakatan nuklir Iran, di mana sanksi dicabut sebagai imbalan atas pengekangan program nuklirnya. "Saya akan memikirkan apakah pengaturan kebijakan kami saat ini tetap sesuai dengan tujuan," katanya.

Trump memutuskan pada  Mei untuk membatalkan pakta dan pemulihan sanksi ekonomi terhadap Iran, termasuk  memaksa anggota OPEC untuk berhenti membeli minyak mentah Iran.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement