REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Peneliti Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA, Rully Akbar menilai, kasus hoaks Ratna Sarumpaet tak terlalu memengaruhi elektabilitas pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. Menurut dia, perlahan tapi pasti kasus Ratna mulai dilupakan masyarakat.
Rully mengatakan, Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandiaga saat ini bisa mengatasinya dengan dua cara. Pertama, BPN langsung meminta maaf kepada publik karena merasa dibohongi Ratna. Kedua, Prabowo telah mengeluarkan Ratna dari struktur tim.
"Di satu sisi mereka hanya menutup isu ini hanya ke Ratna dan damage control kedua sudah dilakukan dengan mengeluarkan Ratna dari tim," kata dia saat dihubungi Republika.co.id, Senin (15/10).
Rully menilai, kasus Ratna memang sempat membuat heboh masyarakat. Hal itu, kata dia, secara tak langsung memengaruhi elektabilitas pasangan nomor urut dua itu.
Namun, menurut dia, saat ini kasus itu tak lagi dijadikan sebagai isu utama. "Saya rasa sekarang adem-adem aja. Gak ada keberlanjutanya," ujar dia.
Meski begitu, proses hukum yang tetap berjalan dan melibatkan beberapa orang dalam tim BPN dinilai memberikan dampak. Paling tidak, kata dia, BPN masih akan tersandera dengan kasus hoaks Ratna.
Namun, masyarakat tak akan terlalu dihebohkan dengan proses pemeriksaan. Selama, kata dia, tak muncul nama tersangka baru.
"Kecuali kasus ini memang dibawa lebih jauh. Misalnya nanti ada proses hukum terhadap orang-orang yang terkait dengan Ratna dan segala macam, bisa jadi lain hal," kata dia.