Selasa 16 Oct 2018 17:26 WIB

Pemkot Sukabumi Minta Akun Grup Gay di Medsos Diblokir

Pemkot juga berkomunikasi dengan MUI terkait Gay di Sukabumi

Usulan pemerintah atas Pasal LGBT di revisi UU KUHP
Foto: republika
Usulan pemerintah atas Pasal LGBT di revisi UU KUHP

REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Pemerintah Kota Sukabumi meminta agar akun grup gay di media sosial agar ditutup atau diblokir. Hal ini sebagai upaya menghindari dari bergabungnya seseorang dalam grup tersebut.

"Kami sudah koordinasi dengan aparat kepolisian mengenai akun grup gay di medsos seperti facebook," ujar Wali Kota Sukabumi Achmad Fahmi kepada wartawan disela-sela launching gerakan literasi di SMA Negeri 3 Sukabumi Selasa (16/10). Langkah ini dilakukan sebagai respon serius dari pemkot menghadapi tingginya pertumbuhan komunitas gay atau lelaki seks lelaki (LSL) di Sukabumi.

Koordinasi dengan aparat kepolisian kata Fahmi, diperlukan karena menyangkut masalah landasan hukum menghadapi akun grup gay tersebut. Di mana pemkot berupaya melindungi masyarakat dari pengaruh hal-hal yang negatif.

Fahmi menambahkan, pemkot juga melakukan komunikasi dengan Majelis Ulama Indonesi (MUI). Rencananya dalam waktu dekat ini akan digelar pembahasan atau seminar mengenai permasalahan tersebut.

Sebelumnya pemkot merasa prihatin karena pertumbuhan LSL atau gay cukup tinggi. Data yang diperoleh menyebutkan sampai 2017 lalu jumlah LSL atau gay di Sukabumi mencapai sebanyak 1.018 orang.  Informasi itu menjadi dasar bagi pemerintah untuk memberikan perhatian khusus terhadap permasalahan tersebut.

Terlebih ungkap Fahmi kalangan LSL atau gay menjadi penyumbang terbesar dalam kasus HIV/AIDS di Kota Sukabumi.  Dari data Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kota Sukabumi menyebutkan kasus baru HIV/AIDS di sepanjang Januari-Agustus 2018 mencapai sebanyak 92 kasus. 

‘’ Di mana LSL atau gay menjadi penyumbang terbesar,’’ ujar Fahmi, yang juga sebagai ketua KPA Kota Sukabumi. Ia mengatakan tingginya pertumbuhan LSL atau gay di Sukabumi disebabkan berbagai faktor.

Kota Sukabumi ungkap Fahmi dijadikan sebagai kota perlimtasan yang dianggap nyaman. Akibatnya Kota Sukabumi dijadikan lokasi favorit bagi warga di wilayah di sekitarnya untuk bertemu. 

Kondisi ini terang Fahmi disebabkan di Sukabumi banyak kafe atau tempat nongkrong yang nyaman untuk ketemuan.  Faktor lainnya menyangkut angka pertumbuhan kos-kosan yang begitu cepat di Sukabumi. Selain itu faktor keluarga yang sangat dominan dari kasus yang ditemukan utamanya kedekatan kepada Allah sebagai faktor keagamaan.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement