REPUBLIKA.CO.ID, PURBALINGGA -- Dinas Pertanian Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah, masih harus mengejar target luas tanam tanaman kedelai. Kepala Dinas Pertanian Purbalingga, Lily Purwati, menyebutkan dari target lahan kedelai pada 2018 seluas 10 ribu hektare, hingga Oktober 2018 ini baru tercapai sekitar 83,5 persen.
''Kekurangan luas lahan target tanaman kedelai ini, akan dipenuhi pada awal musim penghujan ini. Seharusnya, bila musim penghujan berlangsung Oktober, maka Oktober ini sudah bisa tanam. Namun ternyata sampai sekarang belum turun hujan,'' jelasnya, di sela acara panen kedelai di Desa Kedung Benda Kecamatan Kemangkon, Selasa (16/10).
Sementara dari luas lahan tanam yang sudah ditanami dan sudah dipanen tercatat mencapai 5.743 hektare. Dengan tingkat produksi rata-rata 1,3 ton per hektare, Lily menyebutkan, hasil panen lahan seluas itu diperkirakan menghasilkan sekitar 8.591 ton kedelai.
Ia juga menjelaskan, dalam program 10 ribu hektare lahan tanaman kedelai di Purbalingga, petani mendapat bantuan dari pemerintah. Antara lain, bantuan benih kedelai sebanyak 50 kg per hektare, pupuk organik cair sebanyak empat liter per hektare, dan pengurai pupuk kompos Rhizobium sebanyak 250 gram per hektae.
Sementara mengenai luas lahan tanaman kedelai per kecamatan, Lily menyatakan, wilayah terluas yang pada 2018 ini ditanami kedelai berada di Kemangkon. ''Luas lahan kedelai di wilayah ini mencapai 1.162 hektare,'' jelasnya.
Plt Bupati Kabupaten Purbalingga, Dyah Hayuning Pratiwi, dalam kesempatan itu menyatakan persoalan pertanian saat ini semakin kompleks karena laju pertumbuhan penduduk yang sulit terkendali.
''Di satu sisi, lahan pertanian semakin sempit karena tergusur berbagai kepentingan masyarakat, sedangkan di sisi lain masalah ketahanan pangan merupakan hal yang mutlak yang harus dipenuhi,'' katanya.
Untuk itu, kata dia, masalah intensifikasi dan ekstensifikasi pertanian mutlak diperlukan. Hal ini dimaksudkan agar tingkat produksi tidak terus berkurang, meski pun luas lahan pertanian semakin sempit.