REPUBLIKA.CO.ID, Komisi Pemnerrantasan Korupsi (KPK), kembali melakukan operasi tangkap tangan (OTT) terhadap kepala daerah. Kali ini, kepala daerah yang terjerat OTT, yakni Bupati Bekasi Neneng Hasanah Yasin. Akibat kasus ini, sejumlah pihak mengaku prihatin. Salah satunya, datang dari politisi senior Partai Golkar Akbar Tandjung.
"Saya kaget dan prihatin, ada kader Golkar yang kena OTT KPK," ujar Akbar, saat menghadiri peresmian Buper H Agus Salim di Desa Ciwareng, Kecamatan Babakan Cikao, Purwakarta, Selasa (16/10).
Menurut Akbar, dia sangat sedih dengan kejadian ini. Apalagi, Bupati Neneng ini merupakan salah satu kader terbaik Golkar. Namun, saat ini bupati tersebut harus berurusan dengan KPK karena tersandung masalah suap perizinan perumahan modern Meikarta.
Akbar menceritakan, sebagai bupati, langkah Neneng memajukan Kabupaten Bekasi sudah sangat tepat. Bahkan, saat ini Bekasi sebagai wilayah penyangga ibu kota kemajuannya cukup pesat. "Tapi, ya rupanya ada cobaan-cobaan yang dia (Neneng) tidak sadari dan sehingga terjadi peristiwa itu (korupsi)," ujar Akbar.
Sebagai tokoh senior partai berlambang pohon beringin, Akbar pun sekaligus menyesalkan perbuatan Neneng. Oleh karena itu, ia memperingatkan kepada seluruh kadernya agar tidak melakukan hal serupa. Termasuk juga bisa mengambil pelajaran positif atas adanya kasus tersebut.
Peringatan itu pun ditujukan Akbar, khusus bagi para kader partai Golkar yang memiliki jabatan di pemerintahan baik di pusat maupun kabupaten/kota di seluruh Indonesia. "Barangkali bisa jadi pelajaran, tidak hanya bagi Bu Neneng sendiri, tapi jadi pelajaran juga bagi kepala kepala daerah lainnya," ujar Akbar.