REPUBLIKA.CO.ID, PALU -- Anak-anak usia sekolah di Kecamatan Sindue Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah, ingin segera kembali bersekolah. Mereka ingin mengikuti kegiatan belajar mengajar dengan normal seperti sebelum gempa mengguncang dan tsunami menerjang wilayah itu.
"Sampai saat ini belum ada tanda-tanda kegiatan sekolah," ucap seorang korban gempa dan tsunami Kecamatan Sindue, Mohammad Hamdin, Selasa (16/10).
Hamdin mengatakan berdasarkan pengamatannya di sejumlah desa di Kecamatan Sindue, aktivitas sekolah belum berjalan normal. Sampai hari ke-18 pascagempa dan tsunami, sebut dia, kegiatan belajar mengajar di sejumlah sekolah mulai dari tingkat sekolah dasar hingga menengah atas belum berjalan. "Anak-anak usia sekolah sudah rindu ingin kembali bersekolah. Namun, belum berjalan normal aktivitas sekolah," ujar tokoh pemuda Kecamatan Sindue itu.
Hamdin menguraikan saat gempa dan tsunami menghantam wilayah Sindue, banyak bangunan gedung termasuk sekolah yang roboh dan rusak berat. Hal itu menjadi kendala untuk mengembalikan kegiatan belajar mengajar di setiap sekolah seperti biasa sebelum gempa dan tsunami.
Di sisi lain, urai dia, masih banyak warga termasuk guru yang trauma berat dengan peristiwa yang terjadi pada Jumat 28 September 2018 petang itu. "Ini perlu dicarikan solusi, agar anak-anak usia sekolah segera kembali ke sekolah," kata Hamdin.
Pemerintah, menurut dia, perlu menyediakan tenda-tenda sebagai alternatif pengganti bangunan gedung sekolah. "Perlu ada kegiatan pembinaan mental, agar anak-anak usia sekolah segera kembali bersekolah," ujarnya.