REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat politik Sebastian Salang menilai, kasus penembakan ke gedung DPR memang harus disikapi serius, karena menyasar lokasi vital lembaga pemerintah. Namun, ia tidak sepakat bila kasus penembakan ini kemudian buru-buru disikapi perlunya memasang kaca antipeluru di seluruh gedung DPR.
"Wacana agar Gedung DPR diganti seluruh kacanya dengan anti peluru itu juga tidak benar dan berlebihan. Karena akan memunculkan pandangan lain di masyarakat," ujar Salang kepada wartawan, Selasa (16/10).
Walaupun penyelidikan aparat kejadian penembakan tersebut mengarah pada ketidaksengajaan, akibat peluru nyasar dari latihan di lapangan tembak. Namun menurut Salang ini menjadi catatan penting polisi mengingatkan bagi mereka yang berlatih tembak di kawasan dekat gedung DPR.
Salang yang kini menjadi calon anggota legislatif (caleg) dari daerah pemilihan NTT ini, menilai keamanan di gedung DPR memang perlu ditingkatkan. Dari sisi keamanan gedung DPR, menurut dia, tentu sangat penting, namun bila insiden ini dikaitkan wacana pergantian seluruh kaca gedung DPR menjadi kaca antipeluru. Hal itu menurutnya tidak perlu.
Ia menyebut pandangan publik saat ini terhadap DPR seringkali tidak baik. Kemudian alasan pergantian kaca gedung DPR dengan kaca antipeluru, menurutnya, juga bisa digambarkan tidak baik.
"Bisa disalahpahami seolah-olah jadi DPR itu tidak aman betul atau wakil rakyat ini ingin eksklusif. Atau ada pandangan yang lain soal proyek pengadaan yang bisa kemana-mana," ujarnya.
Karena itu, menurut Salang tidak perlu dikaitkan antara penembakan ke gedung DPR yang kabarnya akibat ketidaksengajaan dari lapangan tembak Perbakin di Senayan dengan pergantian kaca antipeluru seluruh gedung DPR RI.