Rabu 17 Oct 2018 07:55 WIB

Timnas Jerman Alami Masa Terburuknya dalam Sejarah

Hasil buruk ini merupakan yang pertama kalinya dalam sejarah sepak bola Jerman.

Rep: Eko Supriyadi/ Red: Endro Yuwanto
Georginio Wijnaldum dari Belanda (tengah) beraksi menghadapi pemain Jerman Joshua Kimmcih (kedua dari kiri) dan Jerome Boateng (ketiga dari kanan) pada Liga Bangsa-Bangsa UEFA di Amsterdam Arena. Belanda menang 3-0.
Foto: EPA-EFE/SASCHA STEINBACH
Georginio Wijnaldum dari Belanda (tengah) beraksi menghadapi pemain Jerman Joshua Kimmcih (kedua dari kiri) dan Jerome Boateng (ketiga dari kanan) pada Liga Bangsa-Bangsa UEFA di Amsterdam Arena. Belanda menang 3-0.

REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Kekalahan Jerman 1-2 oleh Prancis, Rabu (17/10), membuat Der Panzer menderita kekalahan keenamnya dalam satu tahun. Hasil buruk tersebut merupakan yang pertama kalinya dalam sejarah sepak bola Jerman.

Artinya, tahun ini merupakan masa-masa palng sulit untuk tim nasional (timnas) Jerman dengan kontroversi di luar lapangan dan hasil buruk di Piala Dunia 2018 Rusia.

Kekalahan terbaru adalah saat pasukan Joachim Low dibantai 0-3 oleh Belanda, yang bahkan tak lolos ke Piala Dunia 2018, Sabtu pekan lalu. Prancis menambah kesengsaraan Der Panzer setelah membuat Toni Kroos dkk tertunduk meninggalkan pertandingan di Stade de France.

Namun, dua kekalahan krusial terjadi di Rusia, saat Jerman dikalahkan Meksiko 0-1 dalam laga pembuka di fase grup, sebelum akhirnya takluk di tangan Korea Selatan 0-2, yang membuat Jerman harus pulang lebih awal dari Piala Dunia 2018.

Dua kekalahan sisanya diberikan oleh Brasil dan Austria dalam pertandingan persahabatan sebelum Piala Dunia. Terakhir, Jerman meraih kekalahan dua kali berturut-turut adalah pada 2000 silam.

Menanggapi dua hasil buruk yang diraih Jerman, Loew mengatakan, usai dikalahkan Belanda 0-3, ia sadar ada hal yang harus diubah. Menurutnya, jika ingin sukses secara permanen, timnya perlu melakukan kombinasi yang bagus antara pemain muda dan tua.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement