REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Dua ruangan anggota DPR dari Fraksi Partai Demokrat, Vivi Sumantri Jayabaya dan Anggota DPR Fraksi PAN Totok Daryanto juga diduga ikut terkena tembakan. Ruangan mereka yang masing-masing berada di lantai 10 yakni ruangan 1008 dan lantai 20 ruangan 2003 Gedung Nusantara 1 DPR, Komplek Parlemen, Senayan.
Saksi mata mengungkap tembusnya peluru ke ruangan tersebut diduga masih terkait dengan insiden penembakan anggota Perbakin berinisial I pada Senin (15/10) kemarin. Namun baru diketahui Rabu (17/10) hari ini karena dua ruangan tersebut kosong saat kejadian Senin kemarin.
“Jadi ini kejadiannya sama, barengan dengan yang kemarin hari Senin. Ketika itu staf Pak Totok denger ada suara kaca pecah, tapi pas dibuka jendelanya nggak apa-apa. Karena bukanya cuma setengah, nggak sampe full. Nah baru hari ini ketahuan kalau itu kaca pecah di pojok kanan atas kena peluru," ujar salah satu pegawai di fraksi PAN, yang enggan disebut namanya tersebut.
Ketua Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) Sufmi Dasco Ahmad dan Anggota MKD lainnya yang langsung mengecek lokasi membenarkan tertembaknya dua ruangan tersebut baru diketahui hari ini. "Kemarin ini memang yang punya ruangan tidak ada di ruangan. TA-nya kemaren tadi baru hubungi kita," ujar Dasco.
Menurut Dasco dari sisi lubang peluru di ruangan Vivi Sumantri memiliki kemiripan dengan peristiwa tertembaknya ruangan Wenny Warouw dan Bambang Heri Purnomo kemarin lusa. Namun ia belum dapat memastikan apakah peristiwa tersebut terjadi baru atau sama dengan peristiwa sebelumnya.
"Kira baru cek lubangnya kira-kira sama dengan yang kemarin. Tapi kita nggak tau apa kemudian baru saja terjadi atau yang kemarin juga. Kita serahkan pada kepolisian untuk menteliti lebih dalam," kata Dasco.
Sedangkan untuk ruangan Totok Daryanto di lantai 20, peluru tidak menembus namun hanya meretakkan kaca ruangan nomor 2003 tersebut.
"Tapi kita lihat kalau ini, ini memang sudut dari lapangan tembak pas. Cuma karena memang lebih tinggi lantai 20, jasi dia nggak tembus. Pelurunya kejauhan mungkin jadi cuma kaca retak lalu kemudian pelurunya jatuh," kata Dasco.
Sebelumnya, pada 15 Oktober 2018, DPR RI dihebohkan dengan suara tembakan dan peluru yang berhasil menembus kaca gedung. Mendengar peristiwa tersebut, polisi segera melakukan pengecekan.
Hasil pengecekan ditemukan bahwa peluru yang bersarang di dinding gedung DPR berasal dari lapangan tembak Senayan. Polisi pun bergegas mencari siapa pelaku penembakan tersebut.
Pada saat kejadian, polisi mendapatkan IAW dan RMY di lapangan tembak Senayan. polisi pun segera mengamankan keduanya dan melakukan pemeriksaan hingga kemudian ditetapkan sebagai tersangka.
Namun, polisi menegaskan bahwa itu bukan disengaja. "Kami menepis bahwa kejadian itu disengaja, kemudian ada orang-orang yang ingin membuat kekacauan, itu tidak seperti itu," kata Dirkrimum Polda Metro Jaya Kombes Nico Afinta di Mapolda Metro Jaya, Selasa (16/10).
Nico berujar bahwa peristiwa tersebut murni kelalaian dari para pelaku. Pelaku kaget saat melakukan tembakan sehingga mengarahkan senjata ke atas dan mengenai gedung DPR RI yang berjarak 253 meter dari lapangan tembak Senayan.
Selanjutnya, ujar Nico, penyidik akan kembali melakukan pendalaman terhadap kasus tersebut. Termasuk pendalaman bagaimana prosedur tersangka mendapatkan senjata Glock 17 yang telah dimodif.