Rabu 17 Oct 2018 14:45 WIB

Dompet Dhuafa Bangun 138 Rumtara di Sigi

Pembangunan dilakukan bersama masyarakat dengan pengawasan ahli.

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Gita Amanda
Anak-anak korban gempa bumi memeriksa kesehatan di Pos Kesehatan Dompet Dhuafa yang dibuka di Lapangan Bumi Jaya, Desa Lolu, Kecamatan Biromaru, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah. Ahad (7/10).
Foto: Republika/Fuji Eka Permana
Anak-anak korban gempa bumi memeriksa kesehatan di Pos Kesehatan Dompet Dhuafa yang dibuka di Lapangan Bumi Jaya, Desa Lolu, Kecamatan Biromaru, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah. Ahad (7/10).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --  Dompet Dhuafa (DD) saat ini telah memulai pembangunan shelter dengan konsep kluster terpadu. Sebanyak 138 Rumah Sementara (Rumtara) dalam proses pembangunan di kawasan seluas tiga hektar di Desa Lolu, Kecamatan Sigi Biromaru, Sigi, Sulawesi Tengah.

Rumtara yang akan dibangun memiliki luas 4x5 meter dengan tinggi 4,5. Rumtara ini diperuntukkan kepada para penyintas terdampak bencana dengan tujuan agar memiliki hunian yang lebih nyaman dari tenda atau terpal pascabencana tsunami, gempa, dan likuifaksi, yang menerjang Sulawesi Tengah, Oktober lalu.

"Pola pemberdayaan masyarakat kita terapkan. Pembangunan dilakukan bersama masyarakat dengan pengawasan ahli dari sub unit Dompet Dhuafa Konstruksi," ujar General Manager Direktorat Layanan Tanggap Darurat (DLTD) Dompet Dhuafa Benny dalam keterangan tertulis yang didapat Republika.co.id, Rabu (17/10).

Koordinator Respon Area Sigi Dompet Dhuafa, Adi, menyebut Dompet Dhuafa tengah membangun Rumtara ini. Jumlahnya menyesuaikan dengan jumlah Kepala Keluarga di Desa Lolu.

"Pada pembangunan Rumtara di kawasan tersebut, juga dilengkapi dengan mushala, fasilitas MCK (Mandi Cuci Kakus), sumber air, dan ruang publik yang akan digunakan sebagai pos layanan kesehatan dan psikososial," ucap Adi.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
اَلَمْ تَرَ اِلَى الَّذِيْ حَاۤجَّ اِبْرٰهٖمَ فِيْ رَبِّهٖٓ اَنْ اٰتٰىهُ اللّٰهُ الْمُلْكَ ۘ اِذْ قَالَ اِبْرٰهٖمُ رَبِّيَ الَّذِيْ يُحْيٖ وَيُمِيْتُۙ قَالَ اَنَا۠ اُحْيٖ وَاُمِيْتُ ۗ قَالَ اِبْرٰهٖمُ فَاِنَّ اللّٰهَ يَأْتِيْ بِالشَّمْسِ مِنَ الْمَشْرِقِ فَأْتِ بِهَا مِنَ الْمَغْرِبِ فَبُهِتَ الَّذِيْ كَفَرَ ۗوَاللّٰهُ لَا يَهْدِى الْقَوْمَ الظّٰلِمِيْنَۚ
Tidakkah kamu memperhatikan orang yang mendebat Ibrahim mengenai Tuhannya, karena Allah telah memberinya kerajaan (kekuasaan). Ketika Ibrahim berkata, “Tuhanku ialah Yang menghidupkan dan mematikan,” dia berkata, “Aku pun dapat menghidupkan dan mematikan.” Ibrahim berkata, “Allah menerbitkan matahari dari timur, maka terbitkanlah ia dari barat.” Maka bingunglah orang yang kafir itu. Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang zalim.

(QS. Al-Baqarah ayat 258)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement