REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Begitu banyak tantangan untuk mempertahankan kedaulatan bangsa Palestina. Menteri Luar Negeri Riyad al-Maliki mengatakan tidak mudah untuk tetap bersemangat membela Tanah Air dengan begitu banyak persoalan dan kendala yang harus ia hadapi.
"Mungkin ini bagian dari gen kami, saya tidak tahu, dengar jika saya bawa Anda ke Palestina untuk satu pekan, saya bisa jamin Anda akan berpikir seperti saya, karena Anda bisa melihat sendiri apa rasanya berada di bawah penjajahan," kata Maliki saat ditemui di Jakarta, belum lama ini.
Penderitaan atas kepedudukan Israel menjadi alasan terbesar Maliki dan seluruh rakyat Palestina terus berusaha mempertahankan kedaulatan negara mereka. Ketakutan yang mencekam yang membuat mereka terus berusaha tanpa menyerah untuk mendapatkan kedaulatan Palestina.
"Anda akan tahu rasanya rumah Anda dihancurkan, Anda akan tahu rasanya dipenjara atau anggota keluarga Anda ditembak dan terbunuh, Anda akan tahu rasanya setiap hari diperiksa, dipermalukan oleh pasukan Israel yang baru berusia 16 tahun, ini sangat penting," kata Maliki.
Maliki pun mengakui, mengapresiasi dan berjanji tidak akan melupakan segala bentuk dukungan dari masyarakat Indonesia untuk Palestina sejak awal sampai saat ini. Tidak hanya bantuan filantropi seperti bantuan sandang dan papan, pemberian beasiswa kepada mahasiswa Palestina, dan berbagai upaya peningkatkan kapasitas manusia Palestina lainnya. Tapi juga solidaritas yang seringkali rakyat Indonesia tunjukkan kepada Palestina.
"Ini dukungan yang luarbiasa, ini sesuatu yang sangat penting, semuanya, semuanya sangat penting. Langkah terkecil, langkah anak kecil Indonesia sebagai bentuk solidaritasnya terhadap Palestina di Bandung dan Jakarta (beberapa waktu lalu), sangat penting," kata Maliki.
Maliki mengatakan Palestina selalu bisa mengandalkan dukungan dari masyarakat dan pemerintah Indonesia. Tidak hanya melalui lembaga-lembaga swadaya masyarakat yang terus memberikan pertolongan. Tapi juga suara pemerintah Indonesia yang lantang dan tegas menyatakan dukungan dan kepedulian mereka terhadap Palestina di forum-forum internasional.
Maliki pun menjelaskan hubungan Indonesia-Palestina yang selalu mesra. Maliki mengatakan Indonesia sudah mendukung kemerdekaan Palestina sejak Konferensi Asia-Afrika pada 1958 di Bandung. Mantan Ketua Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) Yasser Arafat juga pernah mengunjungi Indonesia. Begitu pula Presiden Palestina Mahmoud Abbas sudah tiga kali melakukan kunjungan resmi ke Indonesia.
Banyak hal mengapa posisi Indonesia begitu penting dalam kemerdekaan dan kebebasan Palestina. Di antaranya, menurut Maliki, karena Indonesia memiliki populasi muslim terbesar di dunia dan juga tempat banyak aturan, hukum, kesepakatan, dan perjanjian internasional dibuat.
Selain itu, isu Palestina menjadi isu internal bagi masyarakat Indonesia. Indonesia yang memiliki banyak etnis dan suku bangsa bisa bersatu dalam isu tersebut. Pemimpin Indonesia terus memberikan dukungan sejak negara berdiri. Tidak hanya masyarakat dan pemerinta tapi Maliki juga terkesan dengan dukungan mahasiswa-mahasiswa Indonesia.
"Ketika saya memberi kuliah di Universitas Indonesia 2.000 mahasiswa semuanya mendukung Palestina memakai keffiyeh Palestina, di Bandung lebih dari 4.000 orang datang kuliah umum saya di universitas. Luar biasa," katanya.
Dalam pembukaan Asian Games 2018 ribuan masyarakat Indonesia yang memadati Gelora Bung Karno bersorak ketika kontingen Palestina memasuki defile. Maliki mengatakan masyarakat Palestina melihat dukungan Indonesia di Asian Games dan tidak akan pernah melupakannya.
"Ya saya lihat itu, mereka bersorak untuk Indonesia dan Palestina. Kami lihat itu, dan kami juga mengapresiasi itu, kami tidak akan lupa, kami tidak akan melupakannya," kata Maliki.
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement