Rabu 17 Oct 2018 19:48 WIB

Bisik Rasul SAW ke Bumi Saat Gempa: Tenanglah Belum Saatnya!

Gempa pernah terjadi pada masa Rasul, Umar bin Khatab dan Umar bin Abdul Aziz.

Rep: Hasanul Rizqa/ Red: Nashih Nashrullah
Akibat gempa bumi dan gelombang tsunami yang terjadi pada 28 September lalu, membuat Masjid Arkam Babu Rahman (masjid Apung) yang terletak di pantai Talise, Palu Sulawesi Tengah, nampak rusak, Sabtu (13/10).
Foto: Darmawan / Republika
Akibat gempa bumi dan gelombang tsunami yang terjadi pada 28 September lalu, membuat Masjid Arkam Babu Rahman (masjid Apung) yang terletak di pantai Talise, Palu Sulawesi Tengah, nampak rusak, Sabtu (13/10).

REPUBLIKA.CO.ID, Dalam perspektif Islam, gempa bumi berkaitan dengan tanda-tanda kekuasaan Sang Pencipta, khususnya menjelang Hari Akhir. Rasulullah SAW bersabda, “Tidak akan terjadi hari kiamat kecuali setelah hilangnya ilmu, banyak terjadi gempa, waktu seakan berjalan dengan cepat, timbul berbagai macam fitnah, al-Haraj, yaitu pembunuhan-pembunuhan, dan harta melimpah ruah kepada kalian.” (HR Bukhari No 978). 

Dalam surah al-Hajj ayat 1 Allah SWT berfirman yang artinya, “Wahai sekalian manusia, takutlah kepada Tuhanmu; sesungguhnya gempa kiamat merupakan sesuatu yang sangat dahsyat.”

Ibn Qayyim al-Jawziyyah dalam kitabnya, al-Da'a wa al-Dawa'a, mengutip sebuah hadits mursal yang diriwayatkan Ibn Abi al-Dunya. 

Terjemahannya berbunyi, “Bumi pernah berguncang pada masa Rasulullah SAW. Beliau SAW meletakkan tangannya di atas bumi dan bersabda, ‘Tenanglah! Belum tiba saatnya bagimu.’ Kemudian menoleh kepada para sahabat seraya memberi tahu, ‘Tuhan ingin agar kalian melakukan sesuatu yang membuat-Nya ridha. Karena itu, buatlah agar Dia ridha kepada kalian!’”