Rabu 17 Oct 2018 22:23 WIB

Kementan Jadikan Rawa Kantong Penyangga Pangan Nasional

Lahan rawa dikelola melalui model full menjadikan produktivitas 8,3 ton per hektare

Red: EH Ismail
Menteri Pertanian Amran Sulaiman di lokasi peringatan Hari Pangan Sedunia XXXVIII di Banjarbaru, Kalimantan Selatan, Rabu (17/10).
Menteri Pertanian Amran Sulaiman di lokasi peringatan Hari Pangan Sedunia XXXVIII di Banjarbaru, Kalimantan Selatan, Rabu (17/10).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pertanian (Kementan) berupaya mewujudkan kedaulatan pangan hingga menjadikan Indonesia sebagai lumbung pangan dunia pada 2045 optimis tercapai. Pemanfaatan lahan rawa yang begitu luas menjadi salah satu terobosan baru untuk merealisasikan hal itu.

Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mengatakan, potensi lahan rawa di Indonesia sangat luas yakni mencapai 34,1 juta hektar. Lahan rawa ini tersebar di 18 provinsi dan 300 kabupaten.

“Apabila digarap 10 juta hektar saja, ditanam minimal dua kali setahun, dengan produktivitas 6 ton per hektar, akan menghasilkan padi 120 juta ton setara 60 juta ton beras. Beras surplus bahkan bisa memasok kebutuhan dunia,” kata Amran di lokasi peringatan Hari Pangan Sedunia XXXVIII di Banjarbaru, Kalimantan Selatan, Rabu (17/10).

Menurut Amran, besarnya produksi tersebut, sudah sangat jelas menunjukkan rawa sebagai kantong penyangga pangan nasional. Lahan rawa tersebut dikelola melalui model full mekanisasi sehingga biaya lebih efisien, hemat tenaga kerja dan dikelola dalam skala luas dengan manajemen korporasi agar dinikmati petani secara luas.

“Model full mekanisasi dengan pola korporasi ini akan meningkatkan indek pertanaman menjadi 3 kali setahun dan produktivitas naik menjadi  8,3 ton per hektar, sehingga menghasilkan produksi padi 250 juta ton, senilai Rp 1.134 triliun. Ini akan menjadi role model bagi pangan ke depan,” terangnya.

Amran menyebutkan lahan rawa tida sebatas dimanfaatkan untuk menghasilkan padi. , tetapi disamping itu juga bisa ditanam komoditas pangan strategis lainnya yakni jagung, kedelai, sayuran, buah, ternak dan ikan.

“Kunci suksesnya ada pada manajemen air, dengan kanalisasi dan pengaturan keluar masuk air ke dalam sawah. Tidak ada sulit apabila kita mau bersungguh sungguh bekerja mewujudkan obsesi kedaulatan pangan,” ujar Amran.

 

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

  • Sangat tertarik
  • Cukup tertarik
  • Kurang tertarik
  • Tidak tertarik
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَىِٕنْ اَتَيْتَ الَّذِيْنَ اُوْتُوا الْكِتٰبَ بِكُلِّ اٰيَةٍ مَّا تَبِعُوْا قِبْلَتَكَ ۚ وَمَآ اَنْتَ بِتَابِعٍ قِبْلَتَهُمْ ۚ وَمَا بَعْضُهُمْ بِتَابِعٍ قِبْلَةَ بَعْضٍۗ وَلَىِٕنِ اتَّبَعْتَ اَهْوَاۤءَهُمْ مِّنْۢ بَعْدِ مَاجَاۤءَكَ مِنَ الْعِلْمِ ۙ اِنَّكَ اِذًا لَّمِنَ الظّٰلِمِيْنَ ۘ
Dan walaupun engkau (Muhammad) memberikan semua ayat (keterangan) kepada orang-orang yang diberi Kitab itu, mereka tidak akan mengikuti kiblatmu, dan engkau pun tidak akan mengikuti kiblat mereka. Sebagian mereka tidak akan mengikuti kiblat sebagian yang lain. Dan jika engkau mengikuti keinginan mereka setelah sampai ilmu kepadamu, niscaya eng-kau termasuk orang-orang zalim.

(QS. Al-Baqarah ayat 145)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement