Kamis 18 Oct 2018 13:01 WIB

BURT: Jangan Sewot Soal Usulan Kaca Antipeluru Gedung DPR

DPR sedang mengupayakan opsi lain, yakni penutupan Lapangan Tembak Senayan.

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Ratna Puspita
Lubang akibat peluru yang menembus ruangan  Anggota DPR RI komis 4 Fraksi Partai Demokrat Vivi Sumantri  terkait temuan peluru nyasar ke Nusantara1 Gedung DPR RI, Jakarta, Rabu (17/10).
Foto: Republika/Iman Firmansyah
Lubang akibat peluru yang menembus ruangan Anggota DPR RI komis 4 Fraksi Partai Demokrat Vivi Sumantri terkait temuan peluru nyasar ke Nusantara1 Gedung DPR RI, Jakarta, Rabu (17/10).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Badan Urusan Rumah Tangga (BURT) DPR RI Anton Sihombing mengatakan usulan pemasangan kaca antipeluru Gedung DPR tidak perlu ditanggapi dengan negatif. Ia mengatakan usulan tersebut wajar karena pengamanan DPR sudah seharusnya ditingkatkan. 

"Jadi kalau ada wacana pake antipeluru yah biasa biasa saja, gedung-gedung departemen itu banyak pake antipeluru. Kok DPR, langsung semua sewot,  kami kan pejabat negara juga,” kata Anton di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (18/10).

Baca Juga

Menurut politikus Golkar, Gedung DPR RI masuk dalam objek vital yang harus dijaga. Bahkan, ia mengatakan, pengamanan Kompleks Parlemen seharusnya memiliki kualififikasi yang sama dengan pengamanan di Istana Negara. 

Karena itu, ia menambahkan, insiden peluru nyasar di lima ruangan anggota DPR pada Senin (15/10) lalu harus diseriusi. "Saya bilang ini penembakan, ya, karena sudah berkali-kali,” kata dia. 

Kendati demikian, ia mengatakan, DPR sekarang ini masih memfokuskan untuk mengupayakan opsi lain menyusul insiden penembakan tersebut. “Kami usahakan ditutup lapangan tembak,” kata dia. 

Untuk merealisasikan penutupan Lapangan Tembak Senayan, DPR berencana mengundang Sekretariat Negara (Setneg) pekan depan. Menurut Anton, hasil rapat Sekretariat Jenderal DPR, BURT DPR, dan pihak kepolisian kemarin telah memutuskan agar lapangan tembak Perbakin, Senayan, ditutup.

"Kami mengundang secepatnya kalau nggak tanggal 23 (Oktober) tanggal 24, Setneg, kenapa diundang Setneg? Karena pengelola Gelora Bung Karno di bawah Setneg dan pengelolanya dan juga Perbakinnya," kata Anton. 

Anton menilai pemanggilan Setneg tersebut harus dilakukan mengingat insiden penembakan yang disebut polisi salah tembak tersebut sudah membahayakan. Sebab, sudah ada lima ruangan anggota DPR yang ditemukan tembus peluru yang diduga berasal dari anggota Perbakin.

Ketua Komisi II DPR Zainuddin Amali membenarkan rencana rapat dengan Setneg terkait pembahasan Lapangan Tembak Perbakin Senayan. Menurut Amali, Setneg yang merupakan bagian mitra Komisi II akan membahas terkait permintaan penutupan Perbakin Senayan maupun relokasi ke tempat lain.

"Ya, kami formalkan di Komisi III karena kami yang punya wewenang, kami minta agar dipindahkan, terserah mau dimana, pokoknya jangan di sini," ujar Amali, Rabu (17/10) kemarin.

Lima ruangan yang tembus peluru nyasar antara lain ruangan anggota DPR Wenny Warouw (Gerindra) di lantai 16, Bambang Hari Purnomo (Golkar) di lantai 13, Vivi Sumantri Jayabaya (Demokrat) di lantai 10, Toto Daryanto (PAN) DI lantai 20 dan Khatibul Umam (Demokrat) di lantai 9.

Pascainsiden tersebut, ada tiga opsi yang muncul untuk menghindarkan Gedung DPR dari peluru nyasar. Ketiganya, yakni memindahkan Lapangan Tembak Senayan, mengubah desain Lapangan Tembak Senayan, dan pemasangan kaca antipeluru di Gedung DPR.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement