REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Perindustrian (Kemenperin) memproyeksi, pertumbuhan konsumsi produk kopi olahan di dalam negeri meningkat rata-rata tujuh persen per tahun. Pertumbuhan ini didorong oleh pertumbuhan masyarakat kelas menengah dan perubahan gaya hidup masyarakat Indonesia.
Untuk mencapai target tersebut, Kemenperin mendorong pelaku industri kecil dan menengah (IKM) mengembangkan pembudidayaan dan pengelolaan specialty coffee Indonesia. Istilah specialty coffee atau kopi khusus merujuk pada kopi yang memiliki cupping test score di atas 80 poin. Penilaian ini berdasarkan aroma dan rasa yang khas dan istimewa di atas kopi rata-rata pada umumnya.
Direktur Jenderal IKM Kemenperin Gati Wibawaningsih menjelaskan, sebagai negara beriklim tropis, Indonesia merupakan lokasi yang cocok untuk budidaya kopi. Karenanya, pembudidayaan dan pengelolaan specialty coffee Indonesia merupakan langkah strategis yang harus terus dikembangkan. “Saat ini, Indonesia sudah banyak memiliki jenis specialty coffee yang tidak ada di negara lain,” tuturnya dalam rilis yang diterima, Kamis (18/10).
Gati menjelaskan, pengembangan kopi khusus tidak hanya bisa dilakukan pengusaha skala besar, juga oleh IKM. Asalkan, pelaku IKM mampu menjaga kualitas bahan baku dan proses pengolahannya. Hal-hal inilah yang menjadi kekuatan yang perlu dimanfaatkan bagi para pelaku IKM untuk terus meningkatkan produktivitas dan daya saing mereka dalam industri pengolahan kopi.
Guna mendukung IKM, Gati menuturkan, pemerintah telah melakukan berbagai upaya. Di antaranya, memfasilitasi bantuan peralatan produksi, peningkatan kompetensi sumber daya manusia, serta promosi melalui kegiatan pameran di dalam dan luar negeri.
Direktur Industri Minuman, Hasil Tembakau, dan Bahan Penyegar Kemenperin Abdul Rochim menyampaikan, produksi kopi di Indonesia mencapai 637,5 ribu ton pada 2017. Jumlah tersebut membuktikan stok kopi dalam negeri diperkirakan masih mengalami surplus hingga tahun 2020, sehingga bahan baku industri kopi masih cukup terjamin.
"Karena itu perlu dilakukan upaya optimalisasi pada sektor industri pengolahan dan pengembangan pasar kopi olahan," ujar Abdul.
Di kancah global, ekspor produk kopi olahan nasional terus meningkat setiap tahunnya. Pada tahun 2017, ekspornya mencapai 467.790 ton atau senilai 1,19 miliar dolar AS. Negara tujuan utama ekspor kopi antara lain Amerika Serikat, Jerman, Italia, Jepang, dan Malaysia.