Kamis 18 Oct 2018 17:47 WIB

Pemerintah Gerilya Bantu Peternak Ayam Petelur Mandiri

Sudah saatnya sentra peternakan bergerak mendekati pusat produksi jagung

Petani memanen jagung. (ilustrasi)
Foto: ANTARA FOTO
Petani memanen jagung. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BLITAR -- Pemerintah Kabupaten Blitar, Jawa Timur, dan Direktorat Jenderal (Ditjen) Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) Kementerian Pertanian (Kementan), meminta jajarannya mencari stok jagung. Belakangan ini peternak ayam, khususnya di Blitar sebagai salah satu sentra peternakan ayam layer (petelur), mengeluhkan harga jagung pakan yang terus naik dan stok makin tipis.

                                                                                                                            "Tim bergerak secara terpadu, berkeliling ke beberapa daerah yang punya jagung. Kalau deal, jagung langsung dikirim oleh petani", kata Bupati Blitar, Rijanto dalam keterangan tertulis yang diterima Republika.co.id, Kamis (18/10).

                                                                                                                            Keputusan pencarian jagung hingga ke luar pulau Jawa ini diambil dalam rapat antara Direktur Jenderal (Dirjen) PKH Kementan I Ketut Diarmita dan jajaran, bersama Pemkab Blitar dan perwakilan peternak di Blitar.

                                                                                                                            Pertimbangannya, pencarian stok jagung secara terpadu lebih efektif dibandingkan peternak mencari jagung sendiri-sendiri. "Dengan terpadu diharapkan peternak bisa mendapatkan jagung dengan harga terjangkau, yaitu Rp 4.600 per kilogram (kg) atau lebih rendah dari saat ini yang mencapai Rp 5.200 per kg", ujar Rijanto menambahkan.                                                                                                                              Beberapa daerah penghasil jagung pakan sudah dijajaki untuk menjalin kemitraan. Di antaranya Kabupaten Tuban (Jawa Timur), Tolitoli (Sulawesi Tengah), Majene dan Mamuju (Sulawesi Barat), Kalimantan Selatan, dan Kalimantan Timur.

                                                                                                                            "Kami juga menjajaki kerja sama dengan Kalsel. Jagung yang akan diekspor, kami beli. Kaltim juga kami jajaki, tapi belum deal. Tolitoli dan Majene sudah ke Blitar tinggal kita yang ke sana. Semua demi mendapatkan jagung", jelasnya.

                                                                                                                            Dongkrak kapasitas produksi jagung di Jawa

                                                                                                                            Sebelumnya, Dirjen Tanaman Pangan Kementan Sumardjo Gatot Irianto menyampaikan stok jagung banyak tersedia di luar Jawa. "Mayoritas jagung yang berlimpah itu di luar Pulau Jawa. Sudah saatnya sentra peternakan bergerak mendekati pusat produksi jagung di luar Pulau Jawa," katanya.

Ia mengimbau sentra produksi jagung diharapkan terintegrasi dengan pabrik pakan ternak, dan peternakan. Menurut Gatot, integrasi sentra menunjang ketersediaan pasokan, keterjangkauan, dan tingkat kemampuan pembelian. Imbauan ini mendapat respons positif dari pelaku usaha pakan ternak, salah satunya Gabungan Pengusaha Makanan Ternak.

Sebagai sentra peternakan ayam layer, produksi jagung di Jawa, khususnya Blitar terbilang rendah. Hanya 321.769 ton per tahun dari lahan seluas 49.805 hektare (data Badan Pusat Statistik tahun 2014). Sementara kebutuhan jagung peternak di Blitar mencapai 1.000 ton per hari.

Untuk dapat meningkatkan kapasitas produksi demi pemenuhan jagung yang tinggi, Kementan memberi bantuan benih jagung untuk ditanam di lahan seluas 50 ribu hektare di Blitar. Bantuan juga berupa dana subsidi pembelian jagung Rp 100 juta, dua alat pengering jagung, tiga alat pemanen jagung, dan empat traktor. Ada pula bantuan 80 ton jagung pakan dan 100 ton jagung dari perusahaan swasta.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement