REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wacana peningkatan keamanan di Gedung Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) di Senayan Jakarta Pusat mengembang setelah enam peluru nyasar bersarang di gedujg itu. Polri pun menjadikan wacana peningkatan keamanan itu sebagai bahan kajian lebih lanjut.
Kepala Divisi Hubungan Masyarakat Polri Inspektur Jenderal Polisi Setyo Wasisto pun menyatakan, soal peningkatan keamanan gedung DPR RI sudah sempat dibicarakan dengan Ketua DPR RI. "Itu nanti direktorat Polda Metro (Jaya) yang membawahi di DPR akan melakukan kajian," katanya, Kamis (18/10).
Setyo menuturkan, permintaan kajian itu juga mengemuka mengingat kondisi gedung DPR saat ini yang terlalu ramai. Setyo menyatakan, banyak anggota DPR yang menginginkan pembatasan wilayah publik sebagai bentuk privasi bekerja bagi para anggota legislatif.
"Mungkin ada assesment dimana area publik dimana area yang terbatas sehingga tidak semua dimasuki oleh masyarakat karena harus ada privasi dari anggota DPR," ujarnya.
Sebelumnya, sejumlah proyektil peluru ditemukan di beberapa ruang di Gedung DPR. Kepolisian menyimpulkan, peluru tersebut berasal dari dua PNS Kementerian Perhubungan, yakni IAW dam RMY yang berlatih tembak di Lapangan Tembak Senayan, pada Senin (15/10). Keduanya ditetapkan tersangka.
Dari kedua tersangka, polisi menyita dua buah pucuk senjata api jenis Glock 17 dan Akai Custom dengan kaliber 40. Senjata tersebut adalah jenis senjata yang diperuntukkan bagi olahraga. Selain dua pucuk senjata, polisi juga menyita tiga buah magazine serta tiga kotak peluru ukuran 9x19. Kemudian, dua buah magazine dan satu kotak peluru ukuran 40.
Hasil penyelidikan dan penyisiran kepolisian, hingga Kamis (18/10), ternyata ada enam peluru yang diduga tertembak ke enam ruangan di Gedung DPR. Rincian proyektil yang ditemukan yakni, proyektil di Lantai 16 Ruang 1601 Wenny Warouw Fraksi Gerindra, Lantai 13 Ruang 1313 Bambang Heri Purnama Fraksi Golkar, lantai 10 Ruang 1008 Vivi Sumantri Fraksi Demokrat, Lantai 9 Ruang 0915, Bpk Khatibul Umam Wiranu Fraksi Demokrat, dan Lantai 6 Ruang 0617, Effendi Simbolon Fraksi PDIP.
Sedangkan proyektil belum ditemukan di Lantai 20 Ruang 2003, Totok Daryanto Fraksi PAN, namun ditemukan lubang tembakan.