REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk belum akan menaikkan suku bunga kredit. Keputusan ini dilakukan meskipun bank sentral memberi sinyal bahwa akan ada kenaikan suku bunga acuan lagi.
Sebelumnya Bank Indonesia (BI) telah menaikkan suku bunga hingga lima kali sebagai respons dari kenaikan suku bunga bank sentral AS Fed Fund Rate. Direktur Keuangan BNI, Anggoro Eko Cahyo menjelaskan, saat ini bank sedang fokus pada kualitas kredit dan belum berencana menaikkan suku bunga.
"Fokus kita pada kualitas kredit, sehingga yang akan kita lakukan nanti adalah bagaimana kita menjaga kualitas kredit dan menekan cost agar bottom line bisa tercapai. Tekanan itu tidak terlepas dari kenaikan BI Rate," jelas Anggoro dalam konferensi pers paparan kinerja Kuartal III BNI di Kantor BNI Pusat Jakarta, Kamis (18/10).
Pada kuartal III Bank BNI membukukan laba bersih sebesar Rp 11,44 triliun. Angka ini naik 12,6 persen dibandingkan laba periode yang sama tahun sebelumnya (year on year) yang sebesar Rp 10,16 triliun.
Meskipun laba tumbuh, namun margin bunga bersih (Net Interest Margin) malah turun, dari 5,5 persen menjadi 5,3 persen. Adapun NIM industri perbankan sendiri turun dari 5,3 persen menjadi 5,1 persen. Hal ini merupakan dampak dari bank yang menahan kenaikan suku bunga.
Hingga akhir tahun, BNI menargetkan NIM di kisaran 5,3 persen hingga 5,4 persen. Sedangkan tahun depan NIM ditargetkan turun menjadi 5,3 persen.
"Kita akan sangat selektif menaikkan suku bunga. Kita masih fokus di kualitas kredit," kata Anggoro.
Baca juga, Pertumbuhan Kredit BNI Meningkat 15,6 Persen