Kamis 18 Oct 2018 21:19 WIB

Masih Ada Pengungsi Gempa Palu yang Belum Tersentuh Bantuan

Salah satu yang wilayah yang belum tersentuh bantuan adalah di Balarowa, Palu Barat.

Rep: Lintar Satria/ Red: Andri Saubani
Pengungsi korban gempa dan pencairan tanah (likuifaksi) mengambil air bersih dan air siap minum pada kendaraan Water Treatmen milik Polri dilokasi pengungsian di Petobo, Palu, Sulawesi Tengah, Selasa (16/10/2018).
Foto: Antara/Mohamad Hamzah
Pengungsi korban gempa dan pencairan tanah (likuifaksi) mengambil air bersih dan air siap minum pada kendaraan Water Treatmen milik Polri dilokasi pengungsian di Petobo, Palu, Sulawesi Tengah, Selasa (16/10/2018).

REPUBLIKA.CO.ID, PALU -- Masih ada korban bencana gempa bumi dan tsunami Sulawesi Tengah (Sulteng) yang belum tersentuh bantuan. Salah satunya kampung halaman Opan, 30 tahun warga Balarowa, Palu Barat. Opan mengatakan, ia dan 120 keluarga di Balarowa belum tersentuh bantuan sejak bencana yang terjadi pada 28 September lalu.

"Tidak ada, kami hanya mendapat bantuan kalau mendengar ada distribusi bantuan, terus kami ke sana, dengar lagi serbu lagi ke sana tapi bantuan khusus di Balarowa tidak ada," kata Opan, di Palu (18/10).

Opan mengatakan, sampai saat ini banyak perempuan yang baru melahirkan yang tinggal di pengungsian Balarowa tanpa bantuan apa-apa. Yang sangat ia sayangkan banyak anak-anak berusia 1 sampai 3 tahun di kampungnya yang belum mendapat bantuan.

Opan sempat mendapat terpal dari Departemen Sosial Sulawesi Tengah. Tetapi, itu pun ia harus berusaha mendatangi pejabat-pejabat setempat agar mau memperhatikan kampungnya. Rumah Opan hancur berkeping-keping tapi ia masih bisa bersyukur seluruh keluarganya selamat.

"Mengingat ada yang juga membutuhkan jadi saya ya sudahlah," kata Opan.

Gubernur Sulawesi Tengah (Sulteng) Longki Djanggola mengatakan akan segera membangun Hunian Sementara (Huntara) untuk para pengungsi. Longki mengatakan pemerintah Sulteng sudah memiliki lokasi-lokasi tempat dibangunnya Huntara tersebut.

Proses pembangunan Huntara ini akan dikoordinir oleh Kementerian PUPR. Longki mengatakan di Kota Palu ada 32 titik tapi ia belum memastikan berapa titik yang akan dibangun di Donggala dan Sigi.

Longki mengatakan Huntara tersebut akan dapat ditempat selama dua tahun. Selama hunian tetap mereka belum selesai. Jadi, kata Longki, Huntara hanya ditempati sampai hunian warga selesai direnovasi atau dibangun kembali.

"Hunian tetap itu diberikan kepada mereka yang betul-betul kehilangan rumah, jadi kehilangan rumah karena tsunami, kehilangan rumah karena likuifaksi, atau kehilangan rumah karena gempa hancur total, 100 persen dan tidak bisa dibangun lagi," kata Longki.

Sampai saat ini masih inventarisir siapa yang akan mendapatkan hunian tetap tersebut. Longki mengatakan data dari Kabupaten Donggala dan Sigi akan segera dikumpulkan.

"Data kasarnya karenakan habis data kasar ada proses verifikasi oleh lembaga-lembaga yang ditunjuk untuk itu, lembaga-lembaga yang memang dipercayakan untuk melakukan pendataan itu," tambah Longki.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement