Kamis 18 Oct 2018 21:34 WIB

BNI Perbaiki Kualitas Aset, Turunkan Credit Cost

NPL Gross BNI membaik menjadi 2,0 persen di akhir September 2018

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Wakil Direktur Utama BNI Herry Sidharta (tengah) berbincang bersama Direktur Keuangan & Risiko Kredit Rico Rizal Budidarmo (kedua kiri), Direktur Bisnis Konsumer Anggoro Eko cahyo (kiri), Direktur Tresuri & Internasional Panji Irawan (kedua kanan), dan Direktur Perencanaan & Operasional Bob T. Ananta (kanan) berfoto bersama usai Paparan Kinerja Q3 tahun 2017 Bank Negara Indonesia (BNI), Jakarta, Kamis (12/10).
Foto: Republika/Yasin Habibi
Wakil Direktur Utama BNI Herry Sidharta (tengah) berbincang bersama Direktur Keuangan & Risiko Kredit Rico Rizal Budidarmo (kedua kiri), Direktur Bisnis Konsumer Anggoro Eko cahyo (kiri), Direktur Tresuri & Internasional Panji Irawan (kedua kanan), dan Direktur Perencanaan & Operasional Bob T. Ananta (kanan) berfoto bersama usai Paparan Kinerja Q3 tahun 2017 Bank Negara Indonesia (BNI), Jakarta, Kamis (12/10).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk mencatatkan nilai aset yang mencapai Rp 763,52 triliun atau tumbuh 14,3 persen YOY pada Kuartal III 2018. Periode yang sama tahun sebelumnya, yaitu Rp 668,21 triliun. 

Direktur BNI, Anggoro Eko Cahyo mengatakan dari sisi kualitas aset, NPL Gross BNI tercatat membaik menjadi 2,0 persen pada akhir September 2018. Dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 2,8 persen. 

"Perbaikan NPL tersebut berasal dari membaiknya kolektibilitas, penyelesaian kredit, dan penurunan pokok kredit bermasalah disertai dengan pengelolaan kualitas aset yang terus membaik, salah satunya dengan cara melakukan ekspansi yang selektif dan prudent dengan manajemen risiko kredit yang terukur," katanya.

Oleh karena perbaikan kualitas kredit tersebut, BNI mampu menurunkan credit cost dari 1,7 persen pada Kuartal III Tahun 2017 menjadi 1,4 persen pada Kuartal III Tahun 2018. Sementara itu, coverage ratio juga mengalami peningkatan dari 147,4 persen pada Kuartal III Tahun 2017 menjadi 152,0 persen pada Kuartal III Tahun 2018 ini. 

Penetapan pencadangan ini merupakan langkah pre-emptive dan konservatif BNI yang bertujuan mengantisipasi kemungkinan penurunan kualitas aset di masa-masa mendatang di tengah perkembangan ekonomi global dan domestik yang dinamis. 

Pengembangan e-banking merupakan faktor kunci bagi perbankan ke depan sehingga hal tersebut juga menjadi fokus bisnis BNI. Pengembangan e-banking BNI ditujukan terutama untuk semakin mengefisienkan operasional, menjadi sumber pendapatan non interest income dan sebagai strategi untuk meningkatkan CASA secara berkesinambungan. 

Pengembangan e-banking BNI telah menunjukkan hasil yang baik. Hal ini dapat dilihat dari pertumbuhan pengguna baru mobile banking BNI sebanyak 1,4 juta pengguna dengan nilai transaksi yang mencapai Rp 90,7 triliun. 

BNI juga terus meningkatkan kerjasama dengan beberapa e-commerce ternama sehingga jumlah transaksi melalui e-commerce meningkat 17,8 persen mencapai 17,4 juta transaksi. Nilai transaksi tumbuh 26 persen dibandingkan pada periode yang sama tahun 2017 menjadi Rp 15,7 triliun. 

"Kinerja keuangan BNI tersebut tidak terlepas dari pencapaian kinerja perusahaan-perusahaan anak," katanya.

BNI memiliki lima perusahaan anak yang meliputi BNI Syariah, BNI Life, BNI Multifinance, BNI Sekuritas, dan BNI Asset Management. Kelima perusahaan anak ini pada Kuartal III Tahun 2018 mampu berkontribusi 7,3 persen terhadap total laba bersih BNI secara konsolidasi atau sebesar Rp 806 miliar.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement