REPUBLIKA.CO.ID, UNGARAN -- Kendati kepulan asap sudah jauh berkurang di area lereng gunung Merbabu yang terbakar, upaya pengeboman air dari udara masih akan dilanjutkan Jumat (19/10) besok. Hal ini untuk memastikan sisa bara di area hutan yang terbakar benar-benar padam dan potensi munculnya api bisa diminimalkan.
Kepala Pelaksana Harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Semarang, Heru Subroto mengungkapkan, setelah sempat berpacu dengan kondisi cuaca, upaya pemadaman dari udara bisa dioptimalkan. “Setelah sempat tidak bersahabat dan hanya mampu melakukan dua kali pengeboman pada pagi hari, cuaca di gunung Merbabu cukup ideal untuk melakukan pengeboman air pada siang hari,” ungkapnya, Kamis (18/10) petang.
Heru mengatakan, helikopter water bombing Badan nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) bisa melaksanakan total 16 kali pengeboman air dari udara guna memadamkan bara dan titik api kecil yang masih berpotensi menjadi kobaran api. Berdasarkan informasi dari kru helikopter BNPB ini, kepulan asap di area yang terbakar sudah kian menipis. Tidak seperti hari sebelumnya beberapa titik kepulan asap masih terpantau di sejumlah titik.
Ia juga mengatakan, selain dukungan pemadaman dari udara, Satuan Tugas (Satgas) Pemadaman Kebakaran Gunung Merbabu juga terus melanjutkan pemadaman manual yang melibatkan potensi TNI, Polri, SAR dan masyarakat Peduli Api (MPA).
Cara manual dari darat ini dilakukan untuk memastikan area hutan yang terbakar sudah aman dari bara api. “Alhamdulillah, upaya ini sudah mulai membuahkan hasil,” tandasnya.
Sampai dengan hari ini, masih jelas Heru, helikopter water bombing BNPB telah melaksanakan 21 kali pengeboman air di titik api. Rinciannya, pada Rabu (17/10) sebanyak lima kali dan hari ini 16 kali. “Guna memastikan area hutan gunung Merbabu benar-benar aman, rencananya upaya pendinginan dengan bom air masih akan dilaksanakan pada Jumat besok,” tambahnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, upaya pemadaman lereng gunung Merbabu di wilayah Dusun Tekelan, Desa Batur serta Dusun Macanan dan Dusun Gedung, Desa Tajuk sempat terhambat oleh kondisi cuaca yang tidak menentu. Sehingga pada Kamis pagi, upaya pengeboman hanya bisa dilakukan sebanyak dua kali sebelum akhirnya cuaca kembali membaik dan sangat mendukung penerbangan helikopter water bombing.