Jumat 19 Oct 2018 15:27 WIB

Ketua DPR: Jangan Ada yang 'Goreng' Insiden Peluru Nyasar

Ketua DPR menegaskan tidak ada unsur kesengajaan dalam insiden peluru nyasar.

Rep: Rahma Sulistya/ Red: Bayu Hermawan
Sejumlah petugas kepolisian bersama tersangka saat reka ulang adegan kasus peluru nyasar di Lapangan Tembak, Senayan, Jakarta Selatan, Jumat (19/10). Dua tersangka berinisial IAW dan RMY dihadirkan untuk memperagakan 25 adegan selama rekonstruksi kasus peluru nyasar yang terjadi di Gedung DPR/MPR pada Senin (15/10).
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Sejumlah petugas kepolisian bersama tersangka saat reka ulang adegan kasus peluru nyasar di Lapangan Tembak, Senayan, Jakarta Selatan, Jumat (19/10). Dua tersangka berinisial IAW dan RMY dihadirkan untuk memperagakan 25 adegan selama rekonstruksi kasus peluru nyasar yang terjadi di Gedung DPR/MPR pada Senin (15/10).

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Ketua DPR RI Bambang Soesatyo mengatakan, rekonstruksi kasus peluru nyasar ke gedung DPR membantah dugaan adanya unsur kesengajaan atau keterlibatan teroris. Bambang pun mengingatkan jangan ada pihak yang 'menggoreng' insiden ini untuk membuat panas situasi.

"Saya meyakini tidak ada unsur kesengajaan, tapi saya tidak menyalahkan orang-orang yang mencoba situasi panas seolah-olah ini menjadi genting," ujar Bambang saat ditemui seusai rekonstruksi kasus peluru nyasar di Lapangan Tembak Senayan, Jumat (19/10).

Pihak-pihak yang telah membuat gaduh selama ini, dengan menyebut adanya unsur kesengajaan, diimbau untuk melihat hasil rekonstruksi hari ini. Karena, dari hasil tersebut dapat terlihat bahwa semua yang terjadi diakibatkan oleh kelalaian dari penembak.

"Kami juga bisa mengingatkan orang-orang yang menggoreng isu ini untuk membuat suasana gaduh, tapi rekonstruksi hari ini membuktikan bahwa tidak ada unsur kesengajaan. Lubang baru ditemukan dua hari kemudian karena pada saat kejadian tidak ada orang di sana," katanya menjelaskan.

Sebelumnya, peristiwa peluru nyasar terjadi pada Senin (15/10) di gedung DPR RI pukul 14.30 WIB. Tembakan tersebut kemudian bersarang di lantai 13 di ruang 1313 yang ditempati anggota Komisi III Fraksi Partai Golkar Bambang Heri Purnama dan di lantai 16 di ruang 1601 milik anggota Komisi III DPR Partai Gerindra Wenny Warouw.

Pada Rabu (17/10), bekas dugaan penembakan peluru salah sasaran kembali ditemukan pada dua lokasi, yaitu di ruangan anggota Fraksi Partai Demokrat Vivi Sumantri Jayabaya yang berada di lantai 10 ruangan 1008 dan anggota Fraksi PAN Totok Daryanto di lantai 20 ruangan 2003, dan Komisi VIII Fraksi Partai Demokrat Khatibul Umam Wiranu lantai 9 ruangan 915.

Polisi telah menetapkan dua orang menjadi tersangka kasus dugaan peluru nyasar ke gedung DPR RI yang terjadi Senin. Dua tersangka itu adalah pegawai negeri sipil (PNS) di sebuah kementerian. “Tersangka berinisial IAW (32) dan RMY (34),” kata Dirkrimum Polda Metro Jaya Kombes Nico Afinta di Mapolda Metro Jaya, Selasa (16/10). Dua tersangka ini juga diduga menjadi pelaku pelurus nyasar yang terjadi pada Rabu.

Kemudian pada Kamis (18/10), ditemukan kembali satu lubang bekas tembakan dan satu proyektil di ruangan anggota Komisi I dari Fraksi PDIP Effendi Simbolon, lantai 6 ruangan 617. Sehingga, total sudah ada enam lubang tembakan ditemukan dan lima proyektil ditemukan karena satu proyektil belum ditemukan karena diduga tidak berhasil menembus ruangan di lantai 20.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement