REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perusahaan transportasi Uber Technologies Inc (UBER.UL) diyakini memiliki nilai hingga 120 miliar dolar AS atau Rp 1.800 triliun (Rp 15 ribu per dolar AS). Hal tersebut terungkap menurut proposal penawaran yang dibuat oleh bank-bank AS.
Valuasi yang diusulkan perusahaan adalah sekitar 50 miliar dolar AS lebih banyak daripada penilaian terbaru perusahaan. Seperti yang dikutip dari Reuters, Kamis (18/10),Goldman Sachs dan Morgan Stanley berada di posisi terdepan dari rencana penawaran saham perdana (IPO) Uber.
Laporan Wall Street Journal menyebutkan Goldman Sachs dan Morgan Stanley menyampaikan proposal penilaian ke Uber pada bulan lalu. Uber dan perusahaan transportasi berbasis permintaan daring, Lyft diharapkan dilirik oleh investor pada 2019. Terkait nilai valuasi tersebut Uber enggan memberi komentar
Kepala Eksekutif Uber Dara Khosrowshashi mengatakan perusahannya berada di jalur untuk IPO pada 2019. Khosrowshahi juga tidak merasa khawatir apabila menjadi perusahaan publik pertama di bidang transportasi on-demand. Sebab ia mengharapkan permintaan yang cukup untuk dua perusahaan tersebut.
Meski Uber dan Lyft membuat kemajuan dalam beberapa tahun terakhir dalam mempersempit kerugian, kedua perusahaan telah mengambil keuntungan dari profit mereka untuk menarik pengemudi dan memasuki pasar baru. Uber telah mencari jalan baru untuk berkembang, termasuk layanan pengiriman makanan. Bahkan saat mereka berjuang dalam persaingan ketat bisnis utamanya.