REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Kementerian Kehakiman Turki menyerukan kepada publik untuk mengabaikan bocoran informasi dalam penyelidikan kasus hilangnya jurnalis Saudi, Jamal Khashoggi.
Seperti dikutip media Saudi, Arab News, Menteri Kehakiman Turki Abdulhamit Gul mengatakan saat ini kasus hilangnya Jamal Khashoggi sedang diselidiki dan menunggu hasil keluar. Seruan itu muncul setelah kebingungan atas pemberitaan yang menimpa Khashoggi.
Presiden Rusia Vladimir Putin juga menyatakan hal senada. Ia meminta dunia internasional tidak terburu-buru mengambil kesimpulan. Putin mengatakan, Rusia akan menunggu hasil penyelidikan keluar. Sebelum memutuskan apa yang akan terjadi terhadap hubungan Rusia dan Saudi.
"Mereka yang percaya ada pembunuhan harus memberikan bukti. Hilangnya (Khashoggi) adalah sebuah tragedi, tetapi kita perlu memahami apa yang terjadi,” kata dia.
Baca juga, Ini Detik-Detik Hilangnya Khashoggi di Konsulat Saudi.
Khashoggi adalah seorang warga negara Saudi yang tinggal di Amerika Serikat (AS). Dia menghilang pada 2 Oktober setelah mengunjungi Konsulat Saudi di Istanbul untuk menyelesaikan dokumen yang berhubungan dengan perceraiannya.
Arab Saudi dan Turki telah membentuk tim gabungan untuk menyelidiki hilangnya jurnalis itu. Pada Kamis (18/10), Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo mengatakan Arab Saudi menyatakan berkomitmen melakukan penyelidikan menyeluruh terhadap fakta hilangnya Khashoggi.
Pompeo baru saja melaporkan hasil pertemuannya dengan Saudi dan Turki pada Presiden AS Donald Trump. Kepada wartawan, Pompeo mengatakan AS memberi Kerajaan waktu menyelesaikan penyelidikan. Namun, dia tidak mengatakan berapa lama AS memberi waktu pada Saudi.
Duta Besar Arab Saudi untuk AS Pangeran Khalid bin Salman angkat bicara ihwal pemberitaan bocornya rekaman tentang nasib Khashoggi. Pangeran Khalid membantah tudingan bahwa Saudi menahan atau membunuh Khashoggi.