Jumat 19 Oct 2018 17:08 WIB

Antisipasi El Nino, Petani Diminta Patuhi Jadwal Tanam

Saat curah hujan kecil, pasokan air untuk lahan pertanian bermasalah.

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Friska Yolanda
Petani menyiapkan mesin pompa air di areal persawahan yang mengalami kekeringan di Penganjang, Indramayu, Jawa Barat, Senin (6/8).
Foto: Antara/Dhemas Reviyanto
Petani menyiapkan mesin pompa air di areal persawahan yang mengalami kekeringan di Penganjang, Indramayu, Jawa Barat, Senin (6/8).

REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU -- Para petani di Kabupaten Indramayu diminta untuk mematuhi jadwal pola tanam. Hal itu sebagai langkah antisipasi menghadapi adanya fenomena El Nino lemah yang diprakirakan membuat awal musim hujan 2018/2019 di Kabupaten Indramayu mundur.

Wakil Bupati Indramayu, Supendi, menjelaskan, jadwal tanam di Kabupaten Indramayu dibagi menjadi empat golongan, yakni golongan I, II, III dan IV. Pembagian golongan itu disesuaikan dengan alokasi pengairan yang bersumber dari saluran irigasi.

Untuk lahan pertanian golongan I, dijadwalkan memulai musim tanam paling awal karena paling dekat dengan sumber irigasi. Setelah itu, disusul dengan penanaman oleh lahan di golongan II, III dan IV.

"(Tanam) dahulukan golongan I dulu. Kalau sudah selesai, baru golongan II, III dan IV sehingga air tidak akan berebut," tutur Supendi, saat ditemui di sela acara Aksi Tanam 1000 Mangrove di Pantai Karangsong, Kecamatan/Kabupaten Indramayu, Jumat (19/10).

Supendi mengakui, lahan pertanian di Kabupaten Indramayu sebenarnya memiliki dua sumber pengairan untuk irigasinya. Yakni, dari Waduk Jatiluhur dan Waduk Jatigede yang melalui Bendung Rentang.

Meski demikian, Supendi mengakui, saat curah hujan kurang, pasokan air untuk lahan pertanian di Kabupaten Indramayu akan bermasalah. Karena itu, dibutuhkan kedisiplinan petani untuk mematuhi jadwal tanam yang telah ditetapkan.

"Kuncinya ada pada kedisiplinan petani. Kalau mereka disiplin, air dari dua sumber (waduk) itu akan tercukupi," kata Supendi.

Seperti diberitakan, Forecaster Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Jatiwangi, Kabupaten Majalengka, Ahmad Faa Izyn, mengungkapkan, awal musim hujan 2018/2019 di Kabupaten Indramayu diprakirakan akan mundur satu dasarian (10 hari) sampai dua dasarian (20 hari).

"Penyebabnya karena ada El Nino yang bersifat lemah," kata Faiz.

Faiz menyebutkan, untuk Kabupaten Indramayu, diprakirakan akan mulai musim hujan pada Desember dasarian I (tanggal 1-10) dan Desember dasarian II (tanggal 11-20). Daerah yang memasuki awal musim hujan pada Desember dasarian I adalah Kecamatan Losarang, Cantigi, Pasekan, Sindang, Arahan, Lohbener, Balongan, Jatibarang, Sliyeg, Juntinyuat, Karangampel, Kedokanbunder, Lelea, Ciledug, Widasari, Tukdana, Bangodua, Kertasemaya, Gantar, Kroya dan Terisi.

Sedangkan kecamatan yang diprakirakan mulai musim hujan pada Desember dasarian II adalah Sukra, Patrol, Kandanghaur, Anjatan, Bongas, Haurgeulis dan Gabuswetan.

"Untuk masa pancaroba (peralihan dari musim kemarau ke penghujan) di Indramayu diprakirakan mulai awal November dasarian I," kata Faiz.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement