Jumat 19 Oct 2018 21:23 WIB

Jembatan Timbang Beroperasi Lagi di Jalinsum

Pelanggaran overloading dapat merugikan negara hingga Rp 43 trilliun per tahun

Rep: Mursalin Yasland/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Ilustrasi jembatan timbang
Foto: Republika/Prayogi
Ilustrasi jembatan timbang

REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG – Jembatan timbang kendaraan angkutan kembali beroperasi lagi di jalan lintas sumatra (jalinsum), Jumat (19/10). Beroperasinya jembatan timbang tersebut diharapkan terjadi ketertiban angkutan barang menuju zero overdimensi dan overloading.

Dirjen Perhubungan Darat Irjen Pol Budi Setiyadi meresmikan beroperasinya jembatan timbang yang sebelumnya sempat tutup beberapa tahun silam. Budi Setiyadi mengatakan, hadirnya jembatan timbang kendaraan tersebut, bukan diharapkan untuk mendapatkan uang dengan kelebihan muatan barang kendaraan.

Akan tetapi, ungkap dia, untuk keamanan dan keselamatan di jalan raya. “Pembangunan jembatan timbang untuk keamanan dan keselamatan pengendara dan kendaraan di jalan raya,” kata Budi Setiyadi saat peresmian yang dihadiri juga perwakilan Dinas Perhubungan Lampung, Kepala BPTD Wilayah IV Provinsi Bengkulu dan Lampung Kolonel Inf Rahman Sujana, forkopimda Kabupaten Lampung Selatan.

Menurut Budi, pelanggaran muatan barang kendaraan atau overloading dapat merugikan negara hingga Rp 43 triliun per tahun. Untuk itu, ia meminta semua jajaran Dishub dan lainnya untuk melakukan penindakan atas kelebihan ukuran dan muatan angkutan kendaraan yang melintas di jalan.

Pada peresmian tersebut, terdapat deklarasi empat poin yakni, siap bekerja sama dalam mengentaskan pelanggaran overdimensi dan overloading. Tidak menoleransi angkutan barang overdimensi dan overloading. Mendukung pemerintah dan siap menerima sanksi tegas atas pelanggaran overdimensi dan overloading. Siap bekerja sama dan meningkatkan keselamatan pelayanan angkutan barang kepada masyarakat.

Menanggapi hadirnya jembatan timbang di jalinsum, Rudi, supir truk fuso yang biasa mengangkut barang rumah tangga dari Lampung menuju Jakarta dan Bandung bolak balik mendukung beroperasinya jembatan timbang resmi di Way Urang jalinsum tersebut. Pasalnya, saat jembatan timbang resmi tidak beroperasi banyak oknum petugas di jalan raya yang selalu mengutip uang kepada sopir truk barang.

“Sejak jembatan timbang ditutup, banyak oknum petugas di jalan melakukan pungli kepada sopir. Kalau tidak dituruti truk disetop dan ditilang,” ujarnya.

Ia berharap beroperasinya jembatan timbang resmi tersebut, hendaknya menjalankan sesuai dengan ketentuan. Paling tidak, ujar dia, petugas di tempat tersebut tidak berlaku pilih kasih dengan truk-truk dan kendaraan yang ada pengawalnya.

“Kalau mau berlakukan jembatan timbang semua kelebihan muatan ditimbang. Jangan kalau ada backing-nya lewat truknyat tidak masuk timbangan,” tuturnya. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement