REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Setelah mengucapkan selamat tinggal kepada Juventus saat jendela transfer musim panas lalu, Gianluigi Buffon berharap mereka tidak akan bertemu Nyonya Tua di final Liga Champions. Bukan karena benci atau tidak suka, namun sebaliknya.
Mengabdi selama 17 tahun kepada Bianconeri bukan waktu yang singkat. Penjaga gawang yang sekarang berkiprah di Ligue 1 itu merasa terikat secara emosional dengan mantan klubnya. Ini membuat Buffon tidak rela bila saja tim barunya Paris Saint-Germain (PSG) harus mengalahkan pasukan Nyonya Tua dan membuat mereka bersedih.
"Tidak (Saya tidak ingin menghadapi Juve di final)," katanya kepada Gazzetta dello Sport, dikutip dari Daily Mail, Jumat (19/10). “Saya tidak ingin kegembiraan saya menjadi konsekuensi dari kesedihan mantan rekan tim dan penggemar saya,.
PSG salah satu klub yang difavoritkan mencapai final kompetisi elite Eropa tersebut. Dengan suntikan tenaga dari sang mega bintang, Cristiano Ronaldo, Juventus juga kembali diunggulkan untuk tempat yang sama.
Itulah yang membuat penjaga gawang 40 tahun tersebut cukup khawatir, jika nanti takdir mereka kembali bersinggungan di final. Sebab, sebelum-sebelumnya Buffon sudah berbagi rasa sakitnya dengan awak tim Zebra. Saat mereka harus menjadi runner-up di Liga Champions pada tiga kesempatan, termasuk dua kali dalam empat tahun terakhir.
“Kami sudah sering menangis bersama. Saya berhak mendapatkan kesenangan (tanpa kesedihan Juve),” ungkap kiper timnas Italia itu. "Jika saya harus menghadapi Juventus, itu lebih baik sebelum final."
Juventus memulai awal Liga Champions dengan baik musim ini. Mereka memenangkan dua dari dua laga dan berada menempati puncak grup H. Bianconeri akan menghadapi Manchester United pada Rabu (24/10).
Sedangkan PSG memiliki beberapa pekerjaan rumah yang harus dikerjakan setelah kalah dalam pertandingan perdana mereka di Anfield. Meskipun mampu bangkit dengan menundukkan Red Star Belgrade, Les Parisiens akan menghadapi ujian berat melawan Napoli, Kamis (25/10) nanti.