Sabtu 20 Oct 2018 15:43 WIB

Lampu Jalan di Kota Ini akan Diganti dengan Bulan Buatan

Bulan buatan mampu menerangi area dengan diameter 10 hingga 80 kilometer.

Ilmuwan Cina berencana mengirim 3 bulan tiruan ke angkasa dalam empat tahun mendatang.
Foto: ABC News/Jarrod Fankhauser
Ilmuwan Cina berencana mengirim 3 bulan tiruan ke angkasa dalam empat tahun mendatang.

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Cina dilaporkan sedang dalam proses menciptakan bulan buatan yang cukup terang untuk menggantikan lampu jalan di Kota Chengdu yang terletak di barat daya Cina pada 2020.

Menurut media pemerintah People's Daily, satelit yang dapat memancarkan cahaya itu diklaim delapan kali lebih terang dari bulan asli. Hal ini merupakan bagian dari ambisi Cina yang terus berkembang dalam proyek luar angkasa.

Ilmuwan Cina berencana mengirim tiga bulan buatan ke ruang angkasa dalam empat tahun ke depan. Bulan buatan tersebut terbuat dari bahan yang bersifat memantulkan cahaya seperti cermin. Bulan buatan ini diperkirakan akan mengorbit pada 500 kilometer di atas bumi dan menerangi area dengan diameter 10 hingga 80 kilometer.

Ketua Chengdu Aerospace Science and Technology Microelectronics System Research Institute Corporation, Wu Chunfeng yang mengembangkan proyek tersebut mengatakan satelit yang menyala itu akan memberikan cahaya seperti di waktu senja. "Tingkat kecerahan dan waktu layanan satelit keduanya dapat disesuaikan. Akurasi pencahayaan dapat dikontrol dalam radius puluhan meter," kata Wu kepada agensi media pemerintah.

Wu Chengfeng menambahkan, tiga bulan buatan akan beroperasi secara bergantian untuk secara signifikan mengurangi konsumsi listrik berbagai infrastruktur, terutama selama musim dingin. Satelit yang memantulkan cahaya itu dirancang untuk melengkapi bulan di malam hari.

'Siapa yang membayarnya dan apa tujuannya?'

photo
Cahaya dari bulan tiruan akan mampu menghemat jutaan dolar biaya listrik setiap tahunnya. (Flickr: DvYang)

Wu mengatakan pencahayaan dari bulan buatan seluas 50 kilometer persegi di Chengdu dapat menghemat sekitar 1,2 miliar yuan atau setara Rp 2,6 triliun biaya listrik setiap tahun. Bulan buatan itu juga bisa digunakan untuk menerangi daerah-daerah yang mengalami pemadaman listrik yang disebabkan oleh bencana alam seperti gempa bumi.

Disamping manfaat ekonominya, banyak komentar warga di platform media sosial Cina Weibo mengkhawatirkan efek negatif yang potensial, seperti bagaimana bulan buatan akan berdampak pada pola tidur dan berapa banyak dana yang tersedot untuk membiayai proyek itu. "Apa gunanya menciptakan bulan buatan yang melanggar hukum alam?" Shaolin Xu, seorang komentator terkenal yang memiliki 1,4 juta pengikut di Weibo, mengatakan di akunnya.

"Siapa yang membayarnya dan apa tujuan peluncurannya? Ini jelas proyek yang bagus untuk menghemat energi dan mengurangi polusi," komentar pengguna Weibo lainnya.

Sementara People's Daily mengutip Wu mengatakan kecerahan bulan tiruan ini akan cukup terang untuk menggantikan lampu jalan. Xinhua, mengutip Wu, mengatakan kecerahan hanya akan sekitar seperlima dari lampu jalan.

Xinhua melaporkan gagasan bulan buatan manusia ini berasal dari seorang seniman asal Prancis yang membayangkan menggantung kalung yang terbuat dari cermin di langit untuk menerangi jalan-jalan di Paris pada malam hari. Rusia berusaha meluncurkan cermin antariksa berdiameter 25 meter tetapi proyek itu ditangguhkan pada 1999.

Simak beritanya dalam Bahasa Inggris disini.

sumber : http://www.abc.net.au/indonesian/2018-10-18/china-akan-luncurkan-bulan-buatan/10393796
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement